Berita

Ilustrasi pengerukan pasir laut/Net

Politik

Pembukaan Keran Ekspor Pasir Laut Cuma Akal-akalan Jokowi dan Anteknya

SENIN, 16 SEPTEMBER 2024 | 17:20 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Kebijakan pemerintah membuka keran ekspor pasir laut yang sudah 20 tahun ditutup pemerintah sebelumnya dicurigai demi mendukung kepentingan oligarki. 

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan menuturkan, wajar publik mencurigai kebijakan pembukaan keran ekspor pasir laut ini berlatar belakang rente ekonomi. Karena kebijakan ini hanya akan menguntungkan segelintir oligarki, tapi banyak merusak ekosistem laut.

“Pengerukan pasir laut untuk ekspor dengan alasan mengendalikan dan membersihkan sedimentasi di laut tidak dapat diterima sama sekali,” tegas Anthony Budiawan kepada RMOL, Senin (16/9).

Anthony mengatakan, kebijakan tersebut hanya untuk memuaskan kepentingan Jokowi dan para oligarki tanpa mementingkan nasib para nelayan dan masyarakat pesisir pantai serta ekosistem laut yang akan rusak.

“Kebijakan yang merusak ini jelas hanya akal-akalan Jokowi dan para antek oligarkinya saja, demi meraup untung miliaran dolar, tanpa peduli kerusakan ekosistem dan lingkungan hidup laut,” tegasnya.

Menurutnya, di pengujung masa pemerintahan, Jokowi seharusnya tidak boleh mengambil kebijakan strategis dan kontroversial seperti membuka izin ekspor pasir laut yang menguntungkan pihak lain atau korporasi, namun secara nyata merusak lingkungan hidup di laut.

“Dalam hal ini, Jokowi diduga secara terang-terangan telah menyalahgunakan kewenangannya dengan tujuan menguntungkan pihak lain atau korporasi,” tutupnya.

Populer

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

Hizbullah Bombardir Pangkalan Militer Israel Pakai Rudal, Sirine Berdengung Kencang

Sabtu, 02 November 2024 | 18:04

UPDATE

Tiga Hakim PN Surabaya Tersangka Dugaan Suap Diperiksa di Kejagung

Selasa, 05 November 2024 | 14:04

Beberapa Jam Sebelum Pilpres AS, Korut Luncurkan Rudal Balistik ke Laut Timur

Selasa, 05 November 2024 | 13:58

Pembiayaan Hijau Jadi Kunci Percepatan SDGs

Selasa, 05 November 2024 | 13:58

Dipimpin Titiek Soeharto, Komisi IV DPR Rapat Bareng Kementan

Selasa, 05 November 2024 | 13:57

Cegah Pelanggaran Etik, DKPP Rakor Bareng 622 Penyelenggara Pemilu

Selasa, 05 November 2024 | 13:53

Susun Prolegnas 2025-2029, Baleg DPR Bahas Revisi UU Hak Cipta

Selasa, 05 November 2024 | 13:51

BPOM Sita Puluhan Ribu Kemasan Latio Imbas Kasus Keracunan

Selasa, 05 November 2024 | 13:45

Laporan Dugaan Gratifikasi Private Jet Kaesang Masih Berproses di KPK

Selasa, 05 November 2024 | 13:36

DKPP Terima 584 Pengaduan Pilkada, Terbanyak di Sumut

Selasa, 05 November 2024 | 13:35

Masih Sakit, Megawati Belum Bisa Bertemu Prabowo

Selasa, 05 November 2024 | 13:20

Selengkapnya