Berita

Ilustrasi pengerukan pasir laut/Net

Bisnis

Celios: Pengerukan Pasir Laut Lebih Banyak Rugi Ketimbang Untung

SENIN, 16 SEPTEMBER 2024 | 16:24 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Pemerintah dinilai tak berpikir jauh dan matang saat melegalkan aktivitas pengerukan pasir laut yang sebenarnya sudah dilarang dalam 20 tahun terakhir. Sebab, dampak buruk yang didapat Indonesia jauh lebih besar ketimbang keuntungan yang bisa diraih.

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Naillul Huda menegaskan, aktivitas pengerukan pasir laut ini akan berdampak buruk bagi lingkungan hidup dan habitat laut. 

“Kerusakan lingkungan yang bisa ditimbulkan dari penambangan pasir laut seperti erosi pantai, perubahan garis pantai, kualitas air, rusaknya ekosistem laut/terumbu karang,” tegas Nailul Huda kepada RMOL, Senin (16/9).


Selain itu, nelayan dan masyarakat di pesisir pantai juga akan kehilangan mata pencaharian, ketika aktivitas pengerukan pasir terus dilakukan.

“Penurunan hasil tangkapan nelayan, pendapatan nelayan berkurang, nelayan menjadi pengangguran,” paparnya.

Menurutnya, dengan adanya kebijakan legalitas pengerukan pasir laut itu dampak buruk yang diterima Indonesia akan jauh lebih besar dibandingkan keuntungan yang didapatkan. 

“Jika kita totalkan mungkin dampak yang ditimbulkan jauh lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang diterima oleh negara dari kegiatan ekspor pasir laut ini,” ucapnya. 

“Jadi memang pemerintah ini hobi merusak lingkungan dengan dalih ada manfaat ekonomi. Peraturan juga culas,” demikian Nailul Huda.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya