Berita

Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, 2 Januari 2023/Setkab

Politik

Kendali Jokowi Merebut PKB Mulai Rapuh

KAMIS, 12 SEPTEMBER 2024 | 18:49 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Presiden Joko Widodo disebut terus berupaya mengendalikan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) demi merebut Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Namun bacaan Jurubicara Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Adhie M Massardi, upaya Jokowi tersebut perlahan mulai runtuh.

Adapun upaya Jokowi merebut PKB terlihat dengan rencana Muktamar PKB tandingan untuk menggulingkan Muhaimin Iskandar dari kursi Ketua Umum. Upaya tersebut dilakukan melalui kekuasaan di PBNU.

"Ada kesan yang sangat nyata bahwa PBNU makin dikendalikan untuk menyerang PKB, yang lawan politiknya istana sampai Pilpres (2024) itu selesai," ujar Adhie kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (12/9).

Upaya mengambil kendali ini tidak lantas nihil perlawanan. Adhie meyakini, PKB juga melakukan perlawanan melalui ulama-ulama NU dan warga nahdliyin melalui Muktamar Luar Biasa PBNU.

Muktamar Luar Biasa PBNU merupakan usulan dari "Risalah Bangkalan" yang memuat poin-poin penilaian terhadap PBNU era Yahya Cholil Staquf. Yakni, PBNU melanggar konstitusi NU, PBNU intervensi terhadap Pansus Haji DPR RI, PBNU mengubah wajah dan tampilan Jam'iyyah, termasuk menjadi korporasi industri ekstraksi sumber daya alam (tambang).

"Sejumlah kiai yang berkomunikasi dengan saya memang merasakan kegelisahan itu, yang kemudian mengusulkan Muktamar Luar Biasa," sambungnya.

Kendati begitu, Adhie meyakini kisruh antara PBNU dan PKB akan selesai dengan sendirinya. Karena, dia memandang kekuatan politik Jokowi akan luntur pasca presiden 2024 dilantik.

"Menurut saya PKB beruntung tidak jadi didongkel. Karena pada saat PKB baru Muktamar, aura istana sudah rontok lewat gerakan mahasiswa 22 Agustus lalu, sedangkan Muktamar PKB kan digelar 24 Agustus," tuturnya.

"Orang juga semakin jelas melihat PBNU dikendalikan istana. Tapi, karena istana makin rapuh, maka dukungan pun makin rapuh," tutup Adhie.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Buntut Pungli ke WN China, Menteri Imipas Copot Pejabat Imigrasi di Bandara Soetta

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:25

Aero India 2025 Siap Digelar, Ajang Unjuk Prestasi Dirgantara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:17

Heboh Rupiah Rp8.100 per Dolar AS, BI Buka Suara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 19:13

Asas Dominus Litis, Hati-hati Bisa Disalahgunakan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:35

Harga CPO Menguat Nyaris 2 Persen Selama Sepekan

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:18

Pramono: Saya Penganut Monogami Tulen

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:10

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Vihara Amurva Bhumi Menang Kasasi, Menhut: Kado Terbaik Imlek dari Negara

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:45

Komisi VI Sepakati RUU BUMN Dibawa ke Paripurna

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:11

Eddy Soeparno Gandeng FPCI Dukung Diplomasi Iklim Presiden Prabowo

Sabtu, 01 Februari 2025 | 16:40

Selengkapnya