Berita

Suasana pertemuan Dewan Komunitas Cota 905 di Caracas, Senin (9/9)./RMOL

Publika

Laporan dari Cota 905, Membela Kemenangan Demokrasi Venezuela

SELASA, 10 SEPTEMBER 2024 | 18:13 WIB | OLEH: TEGUH SANTOSA

HUJAN yang turun dengan deras Senin sore hingga malam (9/9) tak menyurutkan semangat warga pemukiman Cota 905 yang menghadiri pertemuan Dewan Komunitas. Satu per satu tokoh masyarakat berbicara dalam pertemuan itu dengan nada suara berapi-api memberikan dukungan pada kemenangan Nicolas Maduro Moros di pilpres yang digelar akhir Juli lalu. 

Mervin Maldonado tokoh muda Venezuela yang dalam pemerintahan Maduro sebelumnya menempati posisi Menteri Pemuda dan Olahraga menjadi pembicara utama di akhir pertemuan. 

“Mayoritas rakyat Venezuela mendukung kemenangan demokrasi kita. Tentara, polisi, dan rakyat sipil bersatu padu," katanya.

"Mereka lah yang melakukan kekerasan dan menyerang kita,” ujarnya lagi.

Mereka yang dimaksud Mervin Maldonado adalah kelompok oposisi yang tidak mengakui kemenangan Maduro dan bersikeras bahwa pilpres dimenangkan kandidat independen yang mendapatkan dukungan dari koalisi Platform Persatuan Demokrasi (PUD), Edmundo Gonzales. Kelompok oposisi melakukan penyerangan setelah Dewan Pemilihan Nasional (CNE) mengumumkan hasil pilpres. Cota 905 merupakan salah satu pemukiman yang diserang kelompok oposisi. 

“Kita tidak akan melupakan kekerasan yang mereka lakukan. Tapi kita memafkan mereka. Karena ini adalah pesan cinta Presiden Chavez dan Presiden Maduro,” ujar seorang wanita yang juga berbicara di forum itu. Ia menangis sesenggukan.

Cota 905 adalah nama informal namun lebih populer untuk Avenida Guzmán Blanco di paroki La Vega, El Paraíso dan Santa Rosalía di Kotamadya Libertador di barat Caracas. 

Nama resmi pemukiman itu diambil dari nama Antonio Guzmán Blanco yang pernah menjadi presiden Venezuela di paruh kedua abad ke-19. Sementara Cota 905 merujuk pada ketinggian topografi 905 meter di atas permukaan laut. 

Cota 905 menghubungkan Avenida Teherán dan Calle San José di Pusat Perbelanjaan Galerías Paraíso dengan Avenida Presidente Medina (Victoria) dan Avenida Nueva Granada, dekat bangunan yang dikenal sebagai El Helicoide. Sepanjang rutenya juga terhubung dengan Jalan Utama El Cementerio, Calle Real de Prado de María, Calle Libertador, Calle 7 de Septiembre, Avenida José Antonio Páez dan Avenida O'Higgins.

Menurut perhitungan suara yang dilakukan CNE, kandidat petahana Maduro dari Partai Sosialis Bersatu Venezuela (PSUV) memenangkan pilpres itu dengan 51,9 persen suara, mengalahkan Edmundo Gonzales Urrutia yang memperoleh 43 persen suara. 

Setelah ketegangan politik yang berlangsung sejak akhir Juli lalu, Edmundo akhirnya melarikan diri ke Spanyol untuk mencari perlindungan politik. 

Edmundo Gonzales Urrutia adalah mantan Duta Besar Venezuela untuk Argentina pada periode 1998-2002. Sebelum bertugas sebagai Duta Besar di Argentina, Edmundo pernah ditugaskan ke El Salvador, Belgia, dan Amerika Serikat. 

Ketika Edmundo bertugas di Buenos Aires, Partai Gerakan Republik Kelima atau Movimiento Quinta Republica (MVR) yang didirikan Hugo Chavez dan merupakan cikal bakal dari PSUV memenangkan pemilihan legislatif pada bulan Juli 1999. Di hari yang sama, Hugo Chavez terpilih sebagai presiden Venezuela.

Setelah tidak lagi bertugas di Kementerian Luar Negeri, Edmundo kerap menyampaikan pandangan kritisnya mengenai pemerintahan Hugo Chavez yang kemudian dilanjutkan Maduro. Dari tahun 2013 sampai 2015 Edmundo menjadi semacam jurubicara kelompok oposisi yang kala itu dikenal dengan nama Persatuan Demokrasi Meja Bundar atau Mesa de la Unidad Democratica (MUD). 

Setelah tokoh MUD Juan Guaido yang digunakan Amerika Serikat untuk mengintervensi politik Venezuela hilang dari peredaran, Edmundo yang memimpin PUD tampil menjadi penantang utama Maduro. 

Nasib Edmundo pun seperti Guaido, ditolak mayoritas rakyat Venezuela yang masih percaya dan mencintai Maduro.

Kongres Dunia Anti Fasis

Kehadiran delegasi internasional dalam Pertemuan Komunitas Cota 905 adalah bagian dari kegiatan "Kongres Dunia melawan Fasisme, Neo-fasisme, dan Ekspresi Serupa" yang diselenggarakan PSUV pada 10 dan 11 September di Venezuela.   

Dalam undangan yang ditandatangani Wakil Presiden Pertama PSUV Diosdabo Cabello Rondon disebutkan bahwa selama abad ke-20 umat manusia telah menyaksikan demonstrasi politik, sosial, atau ideologis yang mengingkari manusia dan mendorong kepunahan manusia. Diosdabo mencontohkan Italia di bawah kekuasaan Benigto Mussolini, Jerman di bawah Adolf  Hitler, atau Spanyol di era Francisco Franco.

“Fasisme telah menjadi ancaman langsung bagi nilai-nilai paling sejati manusia yang menyebar seperti wabah di seluruh Eropa pada paruh pertama abad ke-20 dan membawa dunia ke genosida jutaan manusia. Meskipun fasisme mengalami kekalahan militer pada tahun 1945, ide-ide dan praktiknya tidak lenyap, bahkan sebaliknya muncul kembali dalam bentuk-bentuk baru dan beradaptasi dengan konteks abad ke-21,” tulis Diosdabo lagi. 

Menjelang keruntuhan imperialisme Amerika dan Eropa, sambungnya, umat manusia sekali lagi menyaksikan kehadiran neo-fasis yang menggunakan kedok baru dan terus mempromosikan kebencian, intoleransi, dan kekerasan. Gerakan ini dipimpin aristokrasi baru di sektor finansial dan teknologi yang menggunakan perangkat canggih manipulasi digital dan ekonomi untuk melemahkan demokrasi, memecah belah masyarakat, melanggar kedaulatan negara, dan memaksakan tatanan global yang melanggengkan kepentingan kelasnya.

“Venezuela berdiri sebagai benteng perlawanan terhadap ideologi-ideologi ekstremis ini. Negara kami menghadapi upaya kudeta baru sebagai ekspresi fasisme yang berusaha, melalui kekerasan, mengabaikan keinginan rakyat yang memutuskan pada tanggal 28 Juli untuk memilih kembali Presiden Nicolás Maduro Moros,” demikian Diosdabo.

Populer

Jagoan PDIP di Pilkada 2024 Berpeluang Batal, Jika….

Minggu, 08 September 2024 | 09:30

Slank sudah Kembali ke Jalan yang Benar

Sabtu, 07 September 2024 | 00:24

Jemaah Suruh RK Turun dari Panggung Haul Mbah Priok

Senin, 02 September 2024 | 09:22

Akun Kaskus Fufufafa yang Hina Prabowo Diduga Gibran, Grace Natalie: Dipastikan Dulu

Rabu, 04 September 2024 | 04:44

Soal Video Winson Reynaldi, Pemuda Katolik: Maafkan Saja, Dia Tidak Tahu Apa yang Dia Perbuat!

Senin, 09 September 2024 | 22:18

Ngeri! Ahok Ancam Tinggalkan PDIP Jika Banteng Usung Anies

Minggu, 01 September 2024 | 13:33

Megawati Digugat Kader Banteng ke PN Jakpus

Sabtu, 07 September 2024 | 14:49

UPDATE

Maju Pilkada, Dion Agasi Sowan ke Ponpes Daarut Tauhid Purworejo

Selasa, 10 September 2024 | 18:03

Masa Jabatan Ketua Wantimpres RI Terserah Presiden

Selasa, 10 September 2024 | 17:54

Australia Lawan Tangguh tapi AHY Optimis Indonesia Menang

Selasa, 10 September 2024 | 17:42

IHSG Ditutup Cerah, Saham Sektor Teknologi Melesat

Selasa, 10 September 2024 | 17:38

Rumah Dinas Kakak Kandung Cak Imin Digeledah, KPK Amankan Uang

Selasa, 10 September 2024 | 17:31

Jepang Butuh Puluhan Tahun untuk Bersihkan Puing Bencana Nuklir Fukushima

Selasa, 10 September 2024 | 17:29

Gibran Akhirnya Buka Suara soal Akun Fufufafa

Selasa, 10 September 2024 | 17:25

Penjualan Eceran Naik Segini Imbas HUT RI

Selasa, 10 September 2024 | 17:20

Jalan Berliku Bahlil Mirip Kisah “Laskar Pelangi’

Selasa, 10 September 2024 | 17:08

Pembahasan RUU Wantimpres Berlangsung Cepat

Selasa, 10 September 2024 | 16:45

Selengkapnya