Berita

LRT/Ist

Bisnis

Menhub Tegaskan Proyek LRT Bali Tak Libatkan China, Tapi dari Dua Calon Investor Ini

SELASA, 10 SEPTEMBER 2024 | 12:42 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Proyek Light Rail Transit (LRT) Bali senilai 10,8 miliar Dolar AS (Rp167 triliun) bakal dibangun dengan dana dari dua calon investor luar negeri dan dalam negeri.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan calon kuat pertama yaitu Korea Selatan. 

"Korea menurut hemat saya masih on (berinvestasi di LRT Bali)," katanya dikutip Selasa (10/9).

Ia pun membantah isu yang beredar bahwa negara tersebut batal menanamkan modalnya ke Pulau Dewata Bali.

Dalam kesempatan ini, Menhub juga menegaskan bahwa pembangunan moda transportasi bawah tanah di Bali itu tidak dibangun dari investor China.

"(Investor LRT Bali) dari China belum ada," tegas Budi.

Meski demikian, Budi menekankan pihaknya tetap memberi ruang untuk semua calon investor. Bahkan, menurutnya jika pemodal banyak yang tertarik dalam proyek tersebut, maka akan semakin baik.

Selain Korsel, investor kedua lainnya, kata Budi yaitu dari dalam negeri. Namun, Menhub tidak merinci lebih lanjut siapa pihak lokal yang akan menanamkan modalnya untuk membangun proyek transportasi massal berbasis rel pertama di Bali itu.

"Ada beberapa local investor mau. Makin banyak investor itu ada di sini, ya makin baik," jelas Budi

"Dua (calon investor), dari Korea dan dalam negeri," tuturnya.

Sebagai informasi, proyek LRT Bali ini akan dibangun dalam empat fase. Fase pertama mencakup jalur LRT sepanjang 16 kilometer yang menghubungkan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Kuta Sentral Parkir, Seminyak, Berawa, hingga Cemagi. 

Fase kedua akan menghubungkan Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan Universitas Udayana (Unud) dan Nusa Dua sepanjang 13,5 kilometer.

Fase ketiga akan menghubungkan Kuta Sentral Parkir dengan Sesetan, Renon, dan Sanur, namun saat ini masih dalam tahap studi kelaikan atau feasibility study (fs). Selanjutnya fase keempat akan menghubungkan Renon dengan Sukawati dan Ubud juga masih dalam tahap FS.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Herman Deru Senang Narasumber Retret Prabowo hingga Mantan Presiden

Sabtu, 22 Februari 2025 | 05:40

Pramono-Rano Perintahkan JIS Jadi Kandang Persija

Sabtu, 22 Februari 2025 | 05:18

Perluasan Transjakarta Jabodetabekjur Pangkas Macet

Sabtu, 22 Februari 2025 | 04:29

Menjelang Ramadan, Harga Cabai di Bandar Lampung Makin Pedas

Sabtu, 22 Februari 2025 | 04:15

Legislator Kebon Sirih Kawal 12 Program Prioritas Pramono-Rano

Sabtu, 22 Februari 2025 | 04:04

Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana Tak Patuhi Instruksi Megawati

Sabtu, 22 Februari 2025 | 03:26

Rano Karno Blusukan ke Rusunawa

Sabtu, 22 Februari 2025 | 03:14

Retret Kepala Daerah Punya Legal Basis Kokoh

Sabtu, 22 Februari 2025 | 03:07

Nekat Study Tour, Kepsek di Jabar Langsung Dinonaktifkan

Sabtu, 22 Februari 2025 | 02:43

Halal Kulture Distrik Jakarta Suguhkan Energi Baru Muslim Muda

Sabtu, 22 Februari 2025 | 02:28

Selengkapnya