Jalanan di Koridor Philadelphia yang telah diaspal Israel/X
Citra satelit menunjukkan bahwa militer Israel telah mengaspal ulang jalan sepanjang Koridor Philadelphia di perbatasan selatan Gaza dan Mesir yang disengketakan.
Aktivitas itu ditafsirkan oleh beberapa analis sebagai cara Israel untuk tetap mempertahankan pasukannya di koridor tersebut, meskipun ada tekanan dari Amerika Serikat agar mereka pergi.
Koridor Philadelphia telah menjadi titik pertikaian dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pertukaran tahanan antara kedua belah pihak.
Mengutip laporan
BBC Verify pada Minggu (8/9), pengaspalan yang dilakukan militer Israel berdasarkan pantauan citra satelit panjangnya sudah mencapai 6,4 kilometer.
Sebuah video yang diunggah daring pada 4 September menunjukkan aktivitas konstruksi di sepanjang pagar perbatasan, dengan alat berat yang memasang aspal baru yang cukup untuk dilalui dua kendaraan besar.
Dosen senior di King's College London, Andreas Krieg menilai tindakan pengaspalan Israel dilakukan untuk menegaskan bahwa mereka tidak akan keluar dari wilayah itu.
"Israel mencoba menciptakan fait accompli. Itu juga menunjukkan bahwa Israel tidak akan menarik diri sepenuhnya dari Jalur Gaza dalam waktu dekat," ujarnya.
Krieg membandingkannya dengan apa yang disebut Koridor Netzarim, yang dibangun oleh militer Israel awal tahun ini di Gaza utara, dengan mencatat bahwa investasi infrastruktur semacam itu menunjukkan kehadiran Israel dalam jangka panjang.
"Anda tidak membangunnya jika Anda berencana untuk mundur," kata dia.
Senada dengan Krieg, pensiunan Mayor Jenderal Mesir Samir Faraj juga memandang pengaspalan jalan sebagai bentuk perang psikologis.
"Pengaspalan jalan adalah perang media, perang di mana Israel mengirimkan pesan kepada berbagai pihak bahwa mereka tidak akan pergi," paparnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyebut Koridor Philadelphia sebagai hal yang penting bagi operasi Hamas dan bersikeras mempertahankan kehadiran militer di sana sebagai bagian dari perjanjian apa pun.
Netanyahu mengklaim bahwa Hamas menggunakan terowongan di bawah Koridor Philadelphia untuk menyelundupkan senjata dan personel sebelum peristiwa 7 Oktober.
Koridor Philadelphia mencakup penyeberangan perbatasan Rafah dengan Mesir, satu-satunya penyeberangan Gaza yang tidak berada di bawah kendali langsung Israel dan penting untuk pengiriman bantuan. Ini membentang sejauh 12,6 kilometer dari penyeberangan Karem Abu Salem hingga Laut Mediterania.
Militer Israel menyerbu Koridor Philadelphia pada 7 Mei 2024, mengerahkan tank dan pengangkut personel lapis baja, dan mulai mengaspal jalan beberapa bulan kemudian.
Pasukan Israel juga telah menguasai penyeberangan Rafah dan maju ke arah barat laut di sepanjang koridor dan ke kota selatan Rafah.
Selama empat bulan terakhir, pasukan pendudukan telah melakukan operasi penghancuran yang luas di dekat koridor tersebut, termasuk serangan udara dan artileri, pembongkaran, dan operasi buldoser.
Misalnya, desa al-Qarya al-Suwaydiya di ujung perbatasan Mediterania telah dihancurkan dan sekarang berfungsi sebagai pangkalan militer Israel.