Berita

Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo di Gereja Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, kompleks Paroki Katedral, Jakarta Pusat, Sabtu (7/9)/RMOL

Politik

Usai Kunjungan Paus, Kardinal Suharyo Berharap Ada Gerak Lanjut dari Deklarasi Istiqlal

SABTU, 07 SEPTEMBER 2024 | 23:31 WIB | LAPORAN: BONFILIO MAHENDRA

Deklarasi antara Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus, dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, bersama tokoh lintas agama harusnya segera ditindaklanjuti.

Pesan itu disampaikan Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo, usai Paus Fransiskus menyudahi perjalanan Apostolik di Indonesia.

"Harapannya deklarasi itu tidak hanya menjadi tulisan yang kemudian disimpan di laci, tetapi sekecil apapun ada gerakan-gerakan lanjutan untuk mewujudkan cita-cita dalam deklarasi itu," kata Suharyo di Gereja Santa Maria Diangkat ke Surga, Paroki Katedral, Jakarta Pusat, Sabtu (7/9).


Terlebih, lanjut Suharyo, Paus Fransiskus sudah merumuskan deklarasi sejak lama 

Deklarasi itu sendiri merupakan hasil diskusi antara Vatikan dan Masjid Istiqlal, yang isinya mirip-mirip Deklarasi Abu Dhabi. 

Selain melanjutkan deklarasi tersebut, Suharyo menjelaskan, kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia juga banyak mengajarkan nilai kehidupan yang berhubungan dengan kesederhanaan dan keterbukaan untuk berdialog.

Berikut Isi lengkap Deklarasi Istiqlal 2024:

Deklarasi Bersama Istiqlal 2024

Meneguhkan Kerukunan Umat Beragama untuk Kemanusiaan.

Seperti yang bisa dilihat dari kejadian beberapa dekade terakhir, dunia kita jelas sedang menghadapi dua krisis serius, dehumanisasi, dan perubahan iklim.

Pertama, fenomena global dehumanisasi ditandai terutama dengan meluasnya kekerasan dan konflik, yang seringkali membawa jumlah korban yang mengkhawatirkan.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah, agama seringkali diperalat, dalam hal ini sehingga mengakibatkan penderitaan bagi banyak orang terutama perempuan anak-anak dan orang lanjut usia. Padahal, peran agama harus mencakup peningkatan dan pemeliharaan martabat setiap kehidupan manusia.

Kedua, eksploitasi manusia atas ciptaan. Rumah kita bersama, telah berkontribusi terhadap perubahan iklim yang menimbulkan berbagai konsekuensi destruktif seperti bencana alam, pemanasan global, dan pola cuaca yang tidak dapat diprediksi.

Krisis lingkungan yang sedang berlangsung ini telah menjadi hambatan bagi kehidupan bersama yang harmonis di antara masyarakat.

Menyikapi kedua krisis tersebut sambil berpedoman pada ajaran agama masing-masing dan mengakui kontribusi dasar dan falsafah negara Pancasila di Indonesia, Kami bersama para pemimpin agama lain yang hadir menyerukan hal-hal sebagai berikut:

Satu, nilai-nilai yang dianut oleh tradisi agama-agama kita harus dimajukan secara efektif untuk mengalahkan budaya kekerasan dan ketidakpedulian yang berada di dunia kita.

Sejatinya, nilai-nilai agama harus diarahkan untuk meningkatkan budaya hormat, martabat, bela rasa, rekonsiliasi, dan solidaritas persaudaraan untuk mengatasi dehumanisasi dan perusahaan lingkungan.

Dua, para pemimpin agama khususnya, terinspirasi oleh narasi dan tradisi rohani masing-masing, harus bekerjasama dalam menanggapi krisis-krisis tersebut di atas mengidentifikasi penyebabnya, dan mengambil tindakan yang tepat.

Tiga, oleh karena terdapat satu keluarga umat manusia di seluruh dunia, dialog antarumat beragama harus diakui sebagai sebuah sarana yang efektif untuk menyelesaikan konflik-konflik lokal, regional, dan internasional, terutama konflik-konflik yang dipicu oleh penyalahgunaan agama.

Selain itu, keyakinan dan ritual-ritual agama kita memiliki kapasitas khusus untuk menyentuh hati manusia dengan demikian menumbuhkan rasa hormat yang lebih dalam terhadap martabat manusia.

Empat, menyadari bahwa lingkungan hidup yang sehat, damai dan harmonis sangat penting menjadi hamba Allah dan pemelihara ciptaan yang sejati.

Kami dengan tulus menghimbau semua orang yang berkehendak baik untuk mengambil tindakan tegas guna menjaga keutuhan lingkungan hidup dan sumber dayanya. Karena kita telah mewarisinya dari generasi sebelumnya dan berharap untuk dapat meneruskannya kepada anak cucu kita.


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya