Shin Tae Yong, pelatih timnas Indonesia (Foto: Antara)
Antusiasme penggemar sepak bola tanah air nampaknya akan semakin meroket hingga beberapa waktu ke depan. Adalah kinerja pelatih pujaan suporter tim nasional, Shin Tae Yong yang terus berkilau. Terkini, tim nasional Indonesia berhasil menahan imbang tim Arab Saudi yang berperingkat jauh dibanding tim nasional Indonesia setelah sempat unggul terlebih dulu.
Kinerja gacor Shin Tae Yong seakan tiada habisnya untuk mengangkat optimisme pecinta bola Indonesia. Namun antusiasme dari sepak bola yang kian membubung terlihat bertolak belakang dengan situasi di pasar global. Kembali lesunya sesi perdagangan di Wall Street, membuat prospek kurang menguntungkan bagi jalannya sesi perdagangan penutupan pekan ini di Asia, Jumat 6 September 2024.
Serangkaian laporan sebelumnya menyebutkan gerak Indeks Wall Street yang mason mengalami tekanan jual.lanjutan meski dalam taraf yang lebih ringan. Rilis data ketenaga kerjaan terkini memperlihatkan, jumlah tenaga kerja yang hanya bertambah 99.000 untuk Agustus lalu. Besaran angka tersebut jauh di bawah ekspektasi pasar yang sebesar 140.000. Rilis data yang jauh dari harapan itu kian memantik kekhawatiran tertundanya penurunan suku bunga oleh The Fed yang selama ini telah sangat lama dinantikan.
Namun investor masih memiliki harapan pada rilis data ketenaga kerjaan terkini lainnya, yaitu non-farm payroll atau disingkat NFP pada Jumat malam nanti waktu Indonesia Barat untuk mengkonfirmasi data suram tersebut. Dalam masa penantian tersebut, investor akhirnya sedikit mulai meragukan optimisme yang selama ini bertahan. Tekanan jual dalam taraf moderat akhirnya menjadi pilihan untuk menghantarkan Indeks berakhir mixed.
Indeks DJIA turun 0,54 persen dengan menutup sesi di 40.755,75, sementara indeks S&P500 melemah 0,3 persen setelah berakhir di 5.503,41, dan indeks Nasdaq yang mencoba berbalik positif dengan naik tipis 0,25 persen dengan menginjak posisi 17.127,66. Sentimen dari gerak mixed indeks Wall Street kali ini, tentu saja akan menghantarkan keraguan bagi sesi perdagangan di Asia menutup pekan ini.
Pantauan terkini dari jalannya sesi perdagangan di Asia memperlihatkan, Indeks Nikkei (Jepang) yang mengawali sesi dengan menguat 0,56 persen di 36.864,19, sementara indeks KOSPI (Korea Selatan) turun moderat 0,19 persen di 2.570,59, dan indeks ASX200 (Australia) yang naik tipis 0,09 persen di 7.989,7.
Gerak indeks di bursa utama Asia yang cenderung berada di rentang sempit tersebut, akan menjadi bekal bagi sesi perdagangan saham di Jakarta akhir pekan ini. Untuk dicatat, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada sesi perdagangan kemarin mampu bertahan hijau setelah konsisten menapak penguatan moderat. Sikap ragu pelaku pasar di Jakarta, sangat mungkin akan berlanjut hingga akhir pekan ini. Namun masih terlalu sulit bagi pelaku pasar di Jakarta untuk jatuh dalam tekanan jual yang masif.
Hal ini menyiratkan prospek IHSG secara keseluruhan masih cukup positif, namun rentang kenaikan terbatas menjadi opsi yang paling mungkin.
Prospek lebih cerah diyakini akan menghampiri Rupiah di pasar uang dalam menutup pekan ini. Nilai tukar Rupiah yang pada sesi perdagangan kemarin berhasil membukukan penguatan yang lumayan, diperkirakan akan kembali mampu melanjutkan gerak positif. Keyakinan ini terutama dilatari oleh berlanjutnya penguatan mata uang utama dunia hingga sesi perdagangan Jumat pagi di Asia.
Mata uang Euro terpantau kembali menembus level psikologis nya di kisaran 1,1100 hingga ulasan ini disunting. Sementara Poundsterling kian menatap dekat untuk segera menembus level psikologis nya di kisaran 1,3200. Pelaku pasar disebutkan semakin menantikan kebijakan penurunan suku bunga oleh The yang diekspektasikan akan dilakukan beberapa hari ke depan. Sentimen lain yang menjadi motor optimisme dalam menutup pekan ini adalah rilis data non-farm payroll pada malam nanti. Aksi akumulasi pada mata uang Euro serta Poundsterling dilakukan sebagai langkah antisipasi investor pada rilis data tersebut.
Pantauan juga menunjukkan, mata uang Dolar Australia yang juga mulai bersiap menembus level psikologis nya di kisaran 0,6800. Optimisme di pasar uang global ini tentu akan menjadi bekal berharga bagi Rupiah untuk melanjutkan penguatan. Nun tantangan yang sesungguhnya bagi Rupiah adalah pada sesi perdagangan awal pekan depan, di mana pasar global telah merespon rilis data NFP.
Sekedar catatan, tinjauan teknikal terkini memperlihatkan tren penguatan Rupiah yang masih solid, di mana sangat membuka peluang bagi Rupiah untuk mengkandaskan Dolar AS di level psikologis pentingnya di kisaran Rp15.000. berdasar serangkaian pola teknikal yang ada dan dipadu dengan sentimen yang akan menghampar, diyakini Rupiah akan mampu mengkandaskan Dolar AS hingga level psikologis tersebut. Dan sesi perdagangan awal pekan depan akan menjadi pertaruhan penting.