Berita

Menteri Investasi Indonesia/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Rosan Roeslani dalam ISF 2024/tangkapan layar

Bisnis

Dorong Investasi Energi Terbarukan, RI akan Terapkan Struktur Tarif Baru

JUMAT, 06 SEPTEMBER 2024 | 08:57 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Indonesia terus mendorong terciptanya iklim investasi yang lebih kondusif untuk mendukung percepatan pengembangan energi terbarukan. Salah satunya melalui peningkatan kepastian hukum.

Hal itu Diungkapkan Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani saat berbicara di Indonesia International Sustainability Forum 2024. 

Rosan mengatakan, Pemerintah telah menerapkan struktur tarif baru yang lebih kompetitif untuk mendorong pertumbuhan investasi energi terbarukan.

Dengan adanya tarif baru yang dinegosiasikan langsung antara perusahaan listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) dan perusahaan listrik milik negara, PLN, diharapkan dapat menarik lebih banyak investor untuk berpartisipasi dalam pengembangan proyek-proyek energi bersih di Indonesia.

"Fleksibilitas tarif yang disesuaikan dengan teknologi dan lokasi proyek juga akan mendorong efisiensi dan inovasi dalam sektor energi terbarukan," papar Rosan, dikutip Jumat (6/9). 

Indonesia merupakan rumah bagi berbagai sumber daya terbarukan dengan potensi kapasitas 3.700 gigawatt, tetapi sejauh ini baru kurang dari 1 persen yang telah dimanfaatkan.

Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan potensi energi terbarukan di Asia Tenggara sangat besar. IEA memperkirakan bahwa pada 2040, pangsa energi terbarukan dalam pembangkitan listrik di kawasan ini akan meningkat hampir tiga kali lipat dari tingkat saat ini, dengan energi surya dan angin sebagai sumber dominan, yakni mencapai 70 persen dari total pembangkitan listrik di kawasan tersebut.

Namun, Rosan mengatakan bahwa negara-negara berkembang seperti Indonesia kerap menghadapi tantangan ketika beralih ke energi terbarukan. 

Berbagai kendala tersebut meliputi infrastruktur yang tidak memadai, beberapa persyaratan investasi awal yang besar, dan hambatan untuk memperoleh pembiayaan.

"Pada 2022, biaya investasi awal untuk proyek energi terbarukan di negara-negara berpenghasilan rendah adalah 6,5 persen ,lebih tinggi daripada di negara-negara berpenghasilan tinggi," ucap Rosan.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya