Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam gala dinner kepala negara dan delegasi IAF di Bali, Minggu (1/9)/Repro
High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) dan Indonesia-Africa Forum II ( IAF ke-II) menjadi fondasi pembangunan kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara Afrika di masa mendatang.
Mengusung tema Bandung Spirit for Africa's Agenda 2063, ada beberapa capaian kerja sama dalam agenda tersebut, antara lain bidang transformasi ekonomi, energi, pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, dan pembangunan.
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Pahala Nugraha Mansury mengatakan, negara-negara Afrika memiliki peran penting dalam perekonomian global, terutama bagi Indonesia.
“Negara-negara di Afrika tercatat memiliki 10 persen cadangan minyak dan 8 persen gas di dunia. Selain itu juga kaya mineral kritis seperti 55 persen cadangan kobalt, 48 persen cadangan mangan, dan 22 persen cadangan grafit di dunia,” kata Pahala, Senin (2/9).
Sebelumnya, Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Kementerian PPN/Bappenas, Bogat Widyatmoko menjelaskan terkait tiga isu besar global yang menjadi perhatian khusus Indonesia.
Ketiga isu dimaksud adalah polikrisis global, melemahnya multilateralisme, dan dampak pandemi global.
“Masalah-masalah ini telah menyebabkan semakin lebarnya kesenjangan pembangunan antara negara-negara Selatan dan Utara, dan telah menghambat kemajuan dalam mencapai agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tahun 2030,” jelasnya.
HLF MSP 2024 merupakan forum internasional yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun nonpemerintah untuk membahas upaya kolaboratif yang bertujuan mencapai perubahan transformatif dalam mengatasi tantangan global, termasuk kesenjangan pembangunan, melalui pendekatan kemitraan multi-pemangku kepentingan
HLF MSP 2024 tidak hanya meneguhkan posisi Indonesia sebagai jembatan antar negara berkembang, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam memperkuat kerjasama pembangunan global.