Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Anies Gagal Maju Pilgub, Belum Tentu Golput Tinggi

SENIN, 02 SEPTEMBER 2024 | 14:18 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Gagalnya Anies Baswedan maju pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta, tak bisa disimpulkan golongan putih (golput) atau warga yang tidak memilih akan tinggi.

Pengamat politik Citra Institute, Efriza menilai, kegagalan Anies maju Pilgub DKI Jakarta belum tentu meningkatkan angka golput di Pilgub DKI Jakarta.

"Potensi Golput tinggi rasanya patut dicermati. Tetapi, jika sejak awal sudah diklaim akan tinggi karena Anies tidak nyagub, rasanya ini yang belum tentu," ujar Efriza kepada RMOL, Senin (2/9).

Menurutnya, ada beberapa alasan yang dapat membantah angka golput bakal tinggi hanya karena Anies tidak ikut kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak 2024.

"Kan belum adanya visi-misi calon yang disampaikan ke KPU (Komisi Pemilihan Umum), diulas di media dan media sosial. Kedua, Anies juga sepertinya tidak akan bersikap netral," tutur Efriza.

Dosen ilmu pemerintahan Universitas Pamulang (UNPAM) itu menyebutkan, tanda-tanda Anies akan golput dalam Pilkada Serentak 2024 bertolak belakang dengan kegiatannya bersama bakal pasangan calon (bapaslon) gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Pramono Anung-Rano Karno.

"Anies sudah menunjukkan sedikit berpihak kepada pasangan Pramono-Rano, dan sudah beredar foto saat Anies bersama Pramono dan Rano di moment CFD (car free day di Jakarta)," katanya.

Selain itu, Efriza juga meyakini warga DKI yang akan memilih belum mengenal secara mendalam kemampuan kepemimpinan para kandidat. Sebab, sarana sosialisasi calon yang difasilitasi KPU belum juga dilaksanakan di masa sekarang ini.

"Misalnya debat kandidat juga belum dilakukan. Ditambah, jumlah pendukung fanatik Anies dengan pendukung rasional maupun pendukung yang sekadar meramaikan belum bisa digeneralisir," ucapnya.

"Sebab, memungkinkan pendukung yang rasional dan yang sekadar meramaikan seperti yang dinamakan 'Anak Abah' misalnya akan tidak memilih, karena dasar dari pemilihan adalah bersifat rahasia," demikian Efriza menambahkan.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya