Berita

CEO Meta, Mark Zuckerberg/Bon Epetit

Dunia

Mark Zuckerberg Ngaku Pernah Dipaksa AS Sensor Konten Covid-19 Meta

SELASA, 27 AGUSTUS 2024 | 16:07 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Pendiri sekaligus CEO raksasa media sosial Meta, Mark Zuckerberg baru-baru ini mengungkap bahwa perusahaanya pernah mendapat tekanan dari pemerintah Amerika Serikat untuk menyensor konten khususnya terkait Covid-19.

Dalam surat tertanggal 26 Agustus, Zuckerberg memberi tahu komite kehakiman DPR AS bahwa ia menyesal tidak berbicara tentang tekanan ini lebih awal, serta beberapa keputusan yang dibuat oleh pemilik Facebook, Instagram, dan WhatsApp terkait penghapusan konten tertentu.

"Pada tahun 2021, pejabat senior dari Pemerintahan Biden, termasuk Gedung Putih, berulang kali menekan tim kami selama berbulan-bulan untuk menyensor konten Covid-19 tertentu, termasuk humor dan sindiran," ungkapnya, seperti dimuat Reuters pada Selasa (27/8). 

Zuckerberg menyebut sebelumnya Meta terpaksa menyensor sejumlah konten berkaitan dengan Covid-19 di bawah tekanan Washington. Tetapi saat ini dia berjanji bahwa perusahaannya tidak akan membiarkan hal serupa terjadi.

"Saya sangat yakin bahwa kita tidak boleh mengkompromikan standar konten kita karena tekanan dari pemerintahan manapun dan kita siap untuk melakukan penolakan jika hal seperti ini terjadi lagi,” tegasnya. 

CEO Meta itu juga menegaskan tidak akan memberikan dana tambahan untuk mendukung infrastruktur pemilu AS melalui Chan Zuckerberg Initiative, organisasi filantropisnya.

Dia tidak akan memberikan kontribusi apa pun untuk mendukung infrastruktur elektoral dalam pemilihan presiden tahun ini agar tidak memainkan peran apa pun dalam pemungutan suara November mendatang.

"Tujuan saya adalah untuk bersikap netral dan tidak memainkan peran apa pun atau bahkan terlihat memainkan peran. Jadi saya tidak berencana memberikan kontribusi serupa pada pemilu tahun ini,” tegas Zuckerberg.

Selama pemilu 2020, bos Meta itu menyumbangkan 400 juta dolar AS melalui Chan Zuckerberg Initiative, usaha filantropinya bersama istrinya, untuk mendukung infrastruktur pemilu, sebuah langkah yang menuai kritik dan tuntutan hukum dari beberapa kelompok yang mengatakan bahwa langkah itu partisan.

Surat CEO Meta ditujukan kepada Jim Jordan, ketua komite DPR AS dari Partai Republik. Dalam unggahan Facebook-nya, komite menyebut surat Zuckerberg sebagai kemenangan besar bagi kebebasan berbicara.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

KPK Ngeles Soal Periksa Keluarga Jokowi

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:34

Indonesia Tak Boleh Terus Gelap!

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:33

Kepada Ketua DPRD, Tagana Kota Bogor Sampaikan Kebutuhan Ambulans

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:20

Kepala Daerah yang Tak Ikut Retret Perlu Dikenakan Sanksi

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:19

DPP Golkar Didesak Batalkan SK Pengangkatan Ketua DPRD Binjai

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:15

Tantangan Anak Muda Bukan Hanya Cita-cita, Tetapi Ancaman Penyalahgunaan Narkoba

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:02

Bareskrim Ungkap Jaringan Judol Internasional Beromzet Ratusan Miliar

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:54

HIPMI Yakin Kaltara Bisa Maju di Bawah Kepemimpinan Zainal-Ingkong

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:49

Nusron Pecat 6 Pegawai Pertanahan Bekasi

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:44

GAK LPT Desak Presiden Terbitkan Perppu Cabut UU KPK

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:32

Selengkapnya