Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Emas Dunia Makin Berkilau, Harganya Nyaris Sentuh Rekor Tertinggi

SELASA, 27 AGUSTUS 2024 | 11:07 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Harga emas dunia kembali mendekati rekor tertinggi pada perdagangan Senin waktu setempat, atau Selasa (27/8) waktu WIB, yang didorong oleh melemahnya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data pasar, harga emas spot (XAU/USD) ditutup menguat 0,22 persen menjadi 2.517,96 Dolar AS per troy ons, dengan harga sempat menyentuh 2.526,9 Dolar AS per troy ons pada perdagangan intraday.

Kenaikan ini melanjutkan tren positif setelah pekan lalu, pada Selasa (20/6), harga emas sempat mencatatkan rekor tertinggi di 2.531,76 Dolar per troy ons. 

Penguatan harga emas ini terjadi menyusul pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang mengisyaratkan bahwa bank sentral siap untuk menurunkan suku bunga seiring inflasi yang mendekati target 2 persen dan fokus yang akan beralih ke kondisi pasar tenaga kerja.

"Pasar tenaga kerja saat ini tidak seketat tahun 2019, ketika inflasi masih di bawah 2 persen," kata Powell dalam pidatonya di simposium tahunan The Fed di Jackson Hole, Wyoming, Jumat lalu. 

Powell juga menambahkan bahwa kecil kemungkinan pasar tenaga kerja akan menjadi penyebab utama inflasi tinggi dalam waktu dekat, sehingga tidak diharapkqn adanya penurunan lebih lanjut dalam kondisi pasar tenaga kerja.

Meskipun langkah dovish The Fed ini sudah banyak diperkirakan, emas tetap meraih keuntungan dari perubahan kebijakan tersebut. Namun, sejumlah pihak memperkirakan bahwa potensi kenaikan harga emas lebih lanjut mungkin akan terbatas. 

“Mengingat pengumuman ini sudah banyak diantisipasi, logam mulia ini mungkin akan kesulitan untuk naik lebih tinggi dalam waktu dekat kecuali situasi geopolitik memburuk lebih lanjut,” ujar Saxo Bank.

Sementara itu, Dolar AS mengalami sedikit kenaikan setelah sebelumnya turun ke level terendah dalam setahun pada Jumat lalu. Indeks dolar ICE terakhir tercatat naik 0,1 poin menjadi 100,82. 

Sedangkan Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga mengalami kenaikan tipis, yang berdampak pada kenaikan biaya untuk memegang emas.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya