Berita

Aktivitas di salah satu kantor cabang PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (Foto: ANTARA/HO-BRI)

Bisnis

Saham BRI Gacor, IHSG Cetak Rekor di 7.619

SENIN, 26 AGUSTUS 2024 | 20:42 WIB | OLEH: ADE MULYANA

  Awal pekan yang manis tampaknya cocok disematkan pada sesi perdagangan kali ini di bursa saham Indonesia. Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat mencolok dengan naik tajam sendirian di tengah bursa saham Asia yang cenderung lesu. Pelaku pasar di Asia terlihat masih mencermati situasi terkini dari perang di kawasan Timur Tengah yang melibatkan Israel dan Hizbullah.

Investor menyoroti kemungkinan akibat perang tersebut akan berimbas pada harga minyak dunia, untuk selanjutnya mengganggu situasi perekonomian global secara keseluruhan. Aksi akumulasi yang sempat dominan akhirnya beralih dalam keraguan untuk kemudian menutup Indeks dalam gerak mixed.

Hingga sesi perdagangan sore berakhir, indeks Nikkei (Jepang) menderita koreksi tajam 0,66 persen di 38.110,22, gerak koreksi moderat menimpa Indeks KOSPI (Korea Selatan) yang turun 0,14 persen setelah menetap di 2.698,01. Sedangkan Indeks ASX200 (Australia) mampu melonjak signifikan 0,76 persen setelah berakhir di 8.084,5.


Pantauan menunjukkan, sikap pelaku pasar di Asia yang sebenarnya masih menyimpan optimisme terkait dengan pernyataan pimpinan The Fed, Jerome Powell akhir pekan lalu terkait penurunan suku bunga. Namun tiadanya sentimen regional yang menopang dengan meyakinkan yang kemudian bertemu dengan memanasnya situasi di Timur Tengah akhirnya menghantarkan aksi tekanan jual.

Pola tersebut berbeda jauh dengan situasi di bursa saham Indonesia, di mana IHSG terlihat konsisten menapak zona penguatan signifikan di sepanjang sesi perdagangan hari ini, Senin 27 Agustus 2024. Gerak IHSG bahkan mampu mencetak rekor tertingginya sepanjang sejarah kali ini dengan menyentuh posisi 7.619,9. IHSG akhirnya menutup sesi dengan meloncat 0,82 persen di 7.606,1.

Saham Bank BRI Menuju Rekor Rp6.450?

Pantauan lebih rinci menunjukkan, pencetakan rekor IHSG kali ini yang dikontribusi oleh kinerja saham unggulan BBRI. Saham milik bank terbesar di Indonesia itu terlihat sedang menapak tren penguatan dengan meyakinkan dalam lebih dari dua pekan sesi perdagangan terakhir.

Tinjauan teknikal terkini memperlihatkan, saham BBRI masih prospektif untuk melanjutkan gerak naiknya hingga beberapa hari sesi perdagangan ke depan. Hal ini terlihat dari indikator MACD (moving average convergence divergence) menunjukkan tren penguatan yang masih sangat solid. Tren penguatan semakin kukuh oleh indikator ATR (average true range). Lebih rinci, pola teknikal terkini pada saham BBRI bisa dilihat pada chart berikut:


Untuk dicatat, harga saham BBRI yang menutup sesi hari ini, Senin 26 Agustus 2024, dengan melonjak 2,91 persen di Rp5.300.

Gerak koreksi temporer dalam rentang terbatas memang sangat potensial untuk terwujud pada waktu dekat. Namun gerak menguat lebih jauh pada beberapa hari sesi perdagangan ke depan sangat mungkin. Pernyataan menantang kini adalah apakah tren penguatan kali ini akan sanggup menghantarkan saham BBRI menjangkau titik tertinggi sepanjang sejarah di Rp6.450 yang dicapai pada pertengahan Maret lalu?

Rupiah Lanjutkan Penguatan

Pola agak berbeda terjadi di pasar uang dengan nilai tukar Rupiah yang masih mampu bertahan di zona penguatan. Pantauan terkini menunjukkan, Rupiah yang sempat melonjak sangat tajam di sesi perdagangan pagi namun kemudian berbalik mengoreksi kenaikan hingga sesi perdagangan sore. Terkini, Rupiah diperdagangkan di kisaran Rp15.425 per Dolar AS atau menguat 0,38 persen.

Bertahannya Rupiah di zona hijau kali ini terlihat lumayan mencolok di tengah pasar uang Asia yang mulai tergiring di zona pelemahan moderat. Pantauan memperlihatkan, mata uang Asia yang kini hanya menyisakan Ringgit Malaysia dan Peso Filipina bersama Rupiah yang mampu bertahan menguat.

Kecenderungan beralih melemah terbatas pada mata uang Asia kali ini seiring dengan situasi di pasar global, di mana mata uang utama Dunia yang melakukan gerak koreksi terbatas usai menembus level psikologis nya masing-masing di sesi penutupan pekan lalu. Mata uang Euro, Poundsterling, dan Dolar Australia terlihat sempat mencoba bertahan di level terkuatnya pada sesi perdagangan pagi di Asia, namun secara perlahan beralih melemah dalam rentang terbatas sebagai akibat dari potensi koreksi teknikal.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya