Berita

CEO Telegram, Pavel Durov/Kun.uz

Dunia

Telegram Sebut Penangkapan Durov Tidak Masuk Akal

SENIN, 26 AGUSTUS 2024 | 11:07 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Tim pengelola Telegram membuka suara terkait penangkapan CEO mereka, Pavel Durov di Prancis akhir pekan ini.

Dalam sebuah pernyataan, Tim Telegram menegaskan bahwa penangkapan Durov tidak masuk akal apalagi dikaitkan dengan pelanggaran pada platform yang dimilikinya.

"Durov tidak menyembunyikan apa pun dan sering bepergian ke Eropa. Sangat tidak masuk akal untuk mengklaim bahwa suatu platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut," ungkap Telegram, seperti dikutip dari Associated Press pada Senin (26/8).

Tim Telegram kemudian menegaskan bahwa platform mereka telah mematuhi hukum dan moderasi yang diharapkan akan terus ditingkatkan.

"Telegram mematuhi hukum Uni Eropa, termasuk Undang-Undang Layanan Digital, moderasinya sesuai dengan standar industri dan terus ditingkatkan," tegasnya.

Mereka juga berharap agar masalah Durov segera diselesaikan.

Miliarder pendiri dan CEO Telegram tersebut ditangkap di bandara Le Bourget dekat Paris pada Sabtu malam (24/8).

Durov yang  bepergian dari Azerbaijan dengan jet pribadinya, ditahan sekitar pukul 8 malam waktu setempat karena surat perintah penangkapan yang beredar di Prancis.

Pengusaha kelahiran Rusia berusia 39 tahun itu telah tinggal di Dubai dan memegang kewarganegaraan ganda di Prancis dan UEA.

Mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional AS Edward Snowden dan whistleblower menuduh Presiden Prancis Emmanuel Macron "menyandera" CEO Telegram Pavel Durov untuk mendapatkan akses pintu belakang ke program pengiriman pesan tersebut.

Snowden mengatakan di X bahwa penangkapannya adalah serangan terhadap hak asasi manusia dasar untuk berbicara dan berasosiasi.

"Saya terkejut dan sangat sedih bahwa Macron telah turun ke tingkat penyanderaan sebagai sarana untuk mendapatkan akses ke komunikasi pribadi. Itu tidak hanya merendahkan Prancis, tetapi juga dunia," tegasnya.

Pemimpin partai Les Patriotes Prancis, Florian Philippot, mengecam pemerintahan Macron sebagai salah satu orang gila setelah pihak berwenang menangkap Durov.

Menurut Philippot, Prancis menawarkan wajah tiraninya kepada dunia setelah penahanan Durov, seraya berkata: "Kita harus membebaskan diri dari orang-orang gila ini."

Setelah penangkapan Durov, kedutaan Rusia di Prancis pada Minggu (25/8) menuduh otoritas Prancis menolak untuk bekerja sama.

Kepala Liga Internet Aman Rusia, Ekaterina Mizulina mengatakan keputusan Prancis untuk menahan Durov tidak dibuat secara independen.

"Jelas bahwa penangkapan tersebut merupakan serangan terhadap TON (platform berbasis blockchain yang awalnya dikembangkan oleh pencipta Telegram) yang telah diinvestasikan oleh perusahaan-perusahaan besar Rusia," paparnya.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Jadi Tersangka, Kejagung Didesak Periksa Tan Kian

Sabtu, 08 Februari 2025 | 21:31

Kawal Kesejahteraan Rakyat, AHY Pede Demokrat Bangkit di 2029

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:55

Rocky Gerung: Bahlil Bisa Bikin Kabinet Prabowo Pecah

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:53

Era Jokowi Meninggalkan Warisan Utang dan Persoalan Hukum

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:01

Tepis Dasco, Bahlil Klaim Satu Frame dengan Prabowo soal LPG 3 Kg

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:50

Dominus Litis Revisi UU Kejaksaan, Bisa Rugikan Hak Korban dan tersangka

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:28

Tarik Tunai Pakai EDC BCA Resmi Kena Biaya Admin Rp4 Ribu

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:16

Ekspor Perdana, Pertamina Bawa UMKM Tempe Sukabumi Mendunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:41

TNI AL Bersama Tim Gabungan Temukan Jenazah Jurnalis Sahril Helmi

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:22

Penasehat Hukum Ungkap Dugaan KPK Langgar Hukum di Balik Status Tersangka Sekjen PDIP

Sabtu, 08 Februari 2025 | 17:42

Selengkapnya