Berita

Kondisi ruas jalan depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (22/8)/RMOL

Politik

Ruas Jalan Arah MK Ditutup Imbas Kepadatan Massa Aksi

KAMIS, 22 AGUSTUS 2024 | 11:41 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Ruas jalan arah Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) ditutup pihak kepolisian, tepatnya di sekitar Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (22/8).

Pantauan RMOL di sekitar ruas jalan, penutupan baru dilakukan untuk satu arah. Yakni, dari depan patung kuda menuju arah Gedung MK dan Istana Merdeka.

Sementara, arah berlawanan masih dibuka untuk pengguna roda dua, roda tiga, hingga transportasi massal seperti Trans Jakarta.

Penutupan dilakukan kepolisian karena sejumlah kelompok masyarakat mulai memadati Gedung MK. Mereka menggelar aksi demonstrasi.

Sikap protes masyarakat yang kini sudah mencapai 100 orang mendukung putusan MK terhadap uji materiil norma ambang batas pencalonan kepala daerah dan batas minimum usia calon kepala daerah yang termuat di UU 10/2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Mereka nampak membawa berbagai spanduk dukungan untuk MK, agar putusannya terkait aturan pencalonan kepala daerah. Pasalnya, terdapat upaya dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk menggagalkan pelaksanaan putusan MK, dengan cara merevisi UU Pilkada.

Beberapa spanduk yang dibawa massa aksi seperti berbunyi "Putusan MK final dan mengikat", "Menggagalkan putusan MK sama dengan mengkhianati demokrasi dan UUD 1945", " Bersihkan DPR dari para pengkhianat rakyat dan negara".

Dalam aksi ini nampak sejumlah tokoh publik yang konsen terhadap isu demokrasi di Indonesia, yakni mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu, Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Indonesia Ray Rangkuti, Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus.

Selain itu, juga hadir dosen politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun, mantan Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Wahidah Suaib, perwakilan aktivis 98 Antonius Danar, aktivis hak asasi manusia (HAM) Usman Hamid, akademisi Universitas Indonesia Endah Nasution, Prof. Yulianti, juga Titi Anggraini.

Terbentang spanduk besar dalam aksi ini yang berbunyi "Indonesia Darurat Demokrasi".

Populer

Bahlil Ketum Golkar Kalah Trending Azizah Andre Rosiade Selingkuh

Rabu, 21 Agustus 2024 | 00:00

Polemik Lepas Hijab, PGI Nusantara Bakal Geruduk BPIP

Senin, 19 Agustus 2024 | 22:13

Massa Geruduk Rumah Ketua BPIP Imbas Larangan Paskibraka Perempuan Pakai Jilbab

Senin, 19 Agustus 2024 | 17:20

Cak Imin Minta Kapolri Bubarkan Muktamar PKB Tandingan

Kamis, 15 Agustus 2024 | 12:52

Bawaslu Buka Pendaftaran 1.984 Formasi CPNS

Jumat, 16 Agustus 2024 | 08:44

Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Ternyata Terima Dana Korupsi DJKA

Kamis, 15 Agustus 2024 | 11:21

Erick Thohir Berpeluang Diperiksa KPK

Selasa, 20 Agustus 2024 | 19:19

UPDATE

Gubernur BI Beri Sinyal Pangkas Suku Bunga di Kuartal IV 2024

Kamis, 22 Agustus 2024 | 14:05

Massa Mulai Bakar Ban dan Goyang Pagar Gedung Dewan

Kamis, 22 Agustus 2024 | 14:04

Kawal Putusan MK, 1.100 Mahasiswa UI Geruduk Gedung DPR

Kamis, 22 Agustus 2024 | 13:59

Peringatan Darurat Garuda Biru Menggema di Jagad Sosmed, Apa Artinya?

Kamis, 22 Agustus 2024 | 13:46

Banteng Didorong Usung Ahok di Pilkada Jakarta

Kamis, 22 Agustus 2024 | 13:44

Temui Massa Kawal Putusan MK, Habiburokhman dan Awiek Dilempar Botol

Kamis, 22 Agustus 2024 | 13:42

Di Bawah Pilar MK, Usman Hamid hingga Goenawan Mohamad Teriak Turunkan Jokowi

Kamis, 22 Agustus 2024 | 13:30

Tujuh Investor Bakal Groundbreaking di IKN pada September 2024

Kamis, 22 Agustus 2024 | 13:29

Serunya Run For Health 2024, Ajang Lari yang Hadirkan Sensasi Digital Asisten

Kamis, 22 Agustus 2024 | 13:13

Paripurna RUU Pilkada Batal, Wakil Ketua DPR: Lanjut atau Tidak, Kembali ke Mekanisme

Kamis, 22 Agustus 2024 | 13:11

Selengkapnya