Berita

Pengurus Daerah JMSI Jakarta menggelar diskusi publik bertema ‘Siapa Layak Pimpin Jakarta?’, Rabu (21/8)/RMOL

Politik

Diskusi JMSI, Pengamat: Peta Pilkada Jakarta Produk Tirani Minoritas

RABU, 21 AGUSTUS 2024 | 19:08 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Dinamika politik jelang Pilkada 2024 turut disorot Pengurus Daerah Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Jakarta.

Sebagai organisasi konstituen Dewan Pers, JMSI memandang peta politik Jakarta perlu dibahas serius mengingat ada peristiwa luar biasa pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Terlebih, putusan MK soal syarat pencalonan kepala daerah ini disikapi berbeda di ranah legislatif.

Demikian antara lain disampaikan Ketua Pengurus Daerah JMSI Jakarta, Wayan Sudane dalam diskusi publik bertajuk ‘Siapa Layak Pimpin Jakarta?’ bersama pakar ilmu politik Ikrar Nusa Bhakti dan pengamat politik Ujang Komarudin di Jakarta, Rabu (21/8).

“Dinamika politik hari ini sangat dinamis jelang Pilkada, terkhusus di Jakarta yang menjadi pusatnya Indonesia. Maka diskusi ini bisa menjadi ruang untuk publik Jakarta lebih mengenal siapa yang nantinya akan memimpin mereka,” ujar Wayan.

Wayan melanjutkan, diskusi tersebut juga dimaksudkan untuk merinci berbagai kemungkinan yang terjadi pada Pilgub Jakarta.

Sementara itu, Ikrar Nusa Bhakti menyoroti soal koalisi besar KIM Plus yang mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono di Jakarta. Ikrar menilai koalisi ini tidak lazim dan cenderung seperti permainan politik elite.

“Tindakan dari KIM Plus tidak lazim dalam demokrasi. Buat saya itu adalah bagian dari permainan elite politik, atau saya menyebutnya sebagai tirani minoritas,” ujarnya.

“Kumpulan 12 partai politik ini juga berarti masuk ke dalam apa yang disebut sebagai diktator mayoritas. Di era orde baru kita memakai istilah itu,” tambah Ikrar.

Ikrar lantas menyinggung putusan MK soal batas usia calon kepala daerah yang belakangan dianulir Badan Legislasi DPR.

“Kebetulan Kaesang belum masuk usia 30 tahun saat pendaftaran, maka otomatis tidak memiliki hak maju sebagai calon. Akan tetapi pada sore ini, DPR nampaknya menganulir keputusan dari MK tersebut,” kritiknya.

Di sisi lain, Ujang Komarudin memandang KIM Plus di Jakarta seakan sengaja didesain untuk mengeliminasi Anies Baswedan sebagai kandidat terkuat di Pilkada Jakarta.

“Bukan tanpa alasan, skema KIM Plus itu dibuat memang untuk mengeliminasi Anies," tandasnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya