Berita

Bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa sayap kanan di Inggris/Foto: Anadolu Agency

Dunia

Raja Charles Akhirnya Buka Suara, Minta Warga Saling Menjaga dan Menghormati

SABTU, 10 AGUSTUS 2024 | 10:48 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Istana Buckingham akhirnya buka suara terkait kekacauan yang terjadi di Inggris selama sepekan terakhir.

Disampaikan jurubicara Istana pada Jumat (9/8), bahwa Raja Charles setiap harinya menerima kabar terbaru mengenai kerusuhan yang terjadi di seluruh Inggris yang menargetkan Muslim dan migran. 

Raja menyerukan rasa saling menghormati dan pengertian serta memulihkan persatuan. 


Saat ini, Raja yang berusia 75 tahun berada di Skotlandia untuk menghadiri retret tradisional keluarga kerajaan di akhir musim panas. 

Informasi yang salah di media sosial tentang identitas penyerang dan retorika anti-imigrasi yang didorong oleh aktivis sayap kanan telah memicu kerusuhan. Sejauh ini, Raja mendapat kritik karena lambatnya tanggapannya terhadap kerusuhan dan rasisme. Setelah melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri, Raja kemudian mendapat kabar bahwa situasi perlahan terkendali.

"Raja mengucapkan terima kasih kepada polisi dan layanan darurat atas upaya mereka untuk memulihkan perdamaian dan menyambut baik cara kelompok masyarakat dalam melawan agresi dan kriminalitas dari segelintir orang," kata jurubicara tersebut, setelah Charles berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Keir Starmer dan kepala polisi, dikutip dari Reuters, Sabtu (10/8).

"Yang Mulia tetap berharap agar nilai-nilai bersama berupa rasa saling menghormati dan pengertian akan terus memperkuat dan mempersatukan bangsa," ujarnya.

Ribuan petugas polisi khusus akan tetap bertugas akhir pekan ini, khawatir jika kerusuhan kembali terjadi setelah tiga hari tenang.

Kerusuhan itu pecah setelah postingan daring secara keliru mengidentifikasi tersangka pembunuh tiga gadis muda dalam serangan pisau pada 29 Juli di Southport, Inggris barat laut, sebagai seorang migran Islam.

Atas insiden tersebut pemerintah kemudian mempertimbangkan untuk menerapkan peraturan yang lebih ketat terhadap perusahaan media sosial.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya