Proses pemilihan Presiden Amerika Serikat yang akan digelar November mendatang kemungkinan besar akan diganggu para peretas yang terkait dengan Iran.
Pusat Analisis Ancaman Microsoft (MTAC) mengungkapkan hal itu saat merilis makalah sembilan halaman pada Jumat (9/8). Menurut MTAC, peretas Iran juga berupaya membobol akun para kandidat.
"Salah satu kelompok peretas Iran mengirim email spear-phishing dua bulan lalu ke pejabat tinggi kampanye presiden, dengan mengandalkan akun email mantan penasihat senior yang telah disusupi," kata MTAC.
Menurut MTAC, satu jaringan Iran yang diduga dijuluki Storm-2035, dikatakan mengoperasikan empat situs web yang menyamar sebagai kantor berita, yang masing-masing melayani bagian pemilih AS yang berbeda. Salah satu situs, Savannah Time (sic), berfokus pada politik Partai Republik, menulis tentang isu-isu LGBT dan perubahan jenis kelamin pada khususnya.
Sementara yang lainnya, Nio Thinker, melayani kaum Demokrat dan mengunggah artikel-artikel panjang dan sarkastis yang menyerang kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump dengan postingan hinaan.
Lalu yang ketiga adalah EvenPolitics, sementara media keempat tidak disebutkan identitasnya.
Perusahaan tersebut mengklaim bahwa situs-situs tersebut telah menggunakan layanan yang didukung AI untuk menjiplak setidaknya sebagian konten mereka dari publikasi AS.
Selain situs berita palsu, MTAC mengklaim telah mengidentifikasi dua kelompok peretas Iran yang terkait dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Salah satunya, yang dijuluki Mint Sandstorm, mencoba meretas kampanye presiden pada bulan Juni dengan mengirimkan "email spear-phishing ke pejabat tinggi kampanye presiden dari akun email mantan penasihat senior yang dibobol."
"Mint Sandstorm juga gagal mencoba masuk ke akun milik mantan kandidat presiden sekitar tanggal 13 Juni," kata MTAC.
"Meskipun kelompok tersebut dikatakan biasanya terlibat dalam spionase, tindakan ini
menunjukkan tujuan mereka mungkin terkait pemilu," lanjutnya.
MTAC melanjutkan dengan menyebut bahwa kelompok lain yang dinilai memiliki hubungan dengan IRGC, yang disebut Peach Sandstorm atau APT-33, berhasil mengakses akun pemerintah daerah di negara bagian yang belum jelas arah politiknya.
Pemerintah AS dan perusahaan-perusahaan Big Tech telah mengklaim sejak 2016 bahwa Rusia dan pemerintah asing lainnya telah melakukan serangan peretasan dan "operasi pengaruh" dengan tujuan merusak pemilu Amerika.
Satu-satunya pengecualian adalah pemungutan suara tahun 2020, yang oleh lembaga pemerintah dan perusahaan swasta dinyatakan sebagai pemilu paling aman dalam sejarah Amerika.