Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky/The Spectator
Tiga hari setelah serangan lintas batas Ukraina di wilayah Kursk Rusia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky baru buka suara.
Dalam sebuah pidatonya, Zelensky menyebut Moskow harus merasakan konsekuensi atas perang yang dimulainya Februari 2022 lalu.
"Rusia membawa perang ke tanah kami dan harus merasakan apa yang telah dilakukannya," tegas Zelensky tanpa menyebut serangan di Kursk, seperti dikutip dari
AFP pada Jumat (9/8).
Rusia mengatakan sedikitnya 1.000 tentara Ukraina mengendarai tank dan kendaraan lapis baja, memasuki Kursk pada Selasa pagi (6/8).
Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Ukraina telah melakukan provokasi besar dengan melakukan serangan itu.
Pejabat Ukraina sebagian besar bungkam mengenai serangan tersebut. Situasi sebenarnya di lapangan sulit dipastikan, dengan sedikit rincian spesifik yang dirilis oleh kedua belah pihak.
Menurut kantor berita milik negara Rusia RIA-Novosti, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sedang memantau pabrik nuklir Kursk.
Institut Studi Perang, sebuah lembaga pemikir yang disegani, mengatakan rekaman geolokasi menunjukkan kendaraan lapis baja Ukraina telah maju ke posisi 10 kilometer ke wilayah Kursk dalam dua hari pertama penyerbuan.
Dalam sebuah pernyataan di Telegram pada Jumat pagi (9/8), Kementerian Pertahanan Rusia mengabarkan keberhasilannya mencegat dan menghancurkan 75 rudal UAV, yang telah terbang di Kursk.
Di waktu yang sama, terjadi kebakaran telah terjadi di lapangan terbang militer di wilayah tetangga Lipetsk. Tidak jelas apa yang menyebabkan kebakaran tersebut atau apakah itu terkait dengan pertempuran di Kursk.
Peringatan tingkat ancaman merah telah dikeluarkan di Lipetsk, tetapi kemudian dicabut pada Jumat pagi (9/8).
Gubernur Kursk, Igor Artamonov sebelumnya mengatakan fasilitas infrastruktur energi telah rusak dan gangguan pasokan listrik dilaporkan.
Ini bukan serangan pertama ke Rusia oleh para pejuang yang berbasis di Ukraina. Beberapa kelompok anti-Kremlin Rusia melancarkan serangan tahun lalu, yang berhasil dipukul mundur.
Pasukan tersebut kembali menyeberang ke wilayah Belgorod dan Kursk pada bulan Maret, di mana mereka terlibat dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Rusia.