Berita

Tangkapan Layar Faizal Assegaf/RMOL

Politik

Faizal Assegaf: Ridwan Kamil dan Kaesang Sulit Diterima di Jakarta

JUMAT, 09 AGUSTUS 2024 | 06:13 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Dinamika politik jelang Pilkada Jakarta 2024 yang diwarnai dengan adanya upaya penjegalan Anies Baswedan makin membuat panas suasana.

Kritikus politik sekaligus Ketua Umum Partai Negoro Faizal Assegaf menilai bahwa Anies merupakan solusi dari terkekangnya demokrasi oleh para elite partai politik dan rezim pemerintahan.

Menurut Faizal, munculnya beberapa figur elite politik seperti Ridwan Kamil dan Kaesang Pangarep dalam dinamika Pilkada Jakarta seakan dipaksakan oleh elite partai politik yang bertentangan dengan kehendak rakyat.


“Hari ini, semua (figur) itu tidak laku. Misalnya Ridwan Kamil, ini kan politik bajing loncat. Biasanya kalau dia pada satu wilayah, dia calon untuk menurut dia prestasi, maka rakyat di wilayah itu merindukan dia untuk tetap bertahan. Tapi kemudian ada satu semangat untuk menggeser dia di Jakarta. Kemudian orang bertanya apa prestasi Ridwan Kamil di Jakarta,” tegas Faizal dikutip RMOL dari kanal Youtube Indonesia Lawyers Club, Jumat (9/8).

Kemudian, Faizal menunjuk nama Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang juga putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep. Menurutnya, Kaesang juga minim prestasi baik di Jakarta maupun Jawa Tengah. 

“Begitu juga kalau bicara Kaesang, sebagai anak presiden, dia ketua umum partai. Secara nasional suaranya 2,8 persen. Mau logika dijungkirbalikkan bagaimanapun itu agak susah diterima di Jakarta,” ungkapnya.

Tembakan Faizal selanjutnya mengarah kepada Direktur Indo Barometer, M. Qodari yang dianggapnya kerap memainkan survei untuk mendongkrak elektabilitas putra presiden.

“Oleh sebab itu, Bang Qodari yang biasanya sebagai partner, sebagai jurubicara istana yang menggunakan instrumen survei untuk men-suggest publik terhadap anak presiden dengan prestasi survei, malam ini tidak berani bicara survei,” tegasnya.

pasalnya, sambung Faizal, realitas Anies melampaui survei dan selalu menjadi fokus perbincangan di tengah kemacetan dan kewarasan partai politik dalam sistem rekrutmen calon kepala daerah.

“Karena mungkin mekanisme partai politik di level lokal tidak bekerja secara jujur untuk membaca suara aspirasi dari masyarakat. Jadi kalau kembali ke Jakarta, bukan hanya Anis yang mau dicegah, tapi banyak. Dan hampir semua orang-orang rasional berbicara dengan kecemasan, keprihatinan mengatakan bahwa ini problem kemacetan sistem internal partai yang tidak transparan,” pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya