Peraih Nobel Perdamaian Muhammad Yunus/AP
Setelah berhasil menggulingkan kekuasaan Perdana Menteri Sheikh Hasina, kini para demonstran Bangladesh mendesak agar posisi yang kosong itu diisi oleh peraih Nobel Perdamaian Muhammad Yunus.
Dalam sebuah unggahan video di media sosial pada Selasa (6/8), anggota penyelenggara demo, Nahid Islam mengatakan bahwa pihaknya telah berbicara dengan Yunus agar dia mau mengambil alih kekuasaan.
Dikatakan bahwa Yunus yang menghadapi tuduhan korupsi selama masa kepemimpinan Hasina telah setuju untuk mengikuti saran demonstran.
"Yunus telah setuju untuk mengambil alih sebagai kepala pemerintahan sementara yang baru," ungkap laporan tersebut, seperti dimuat
Associated Press.Nahid Islam mengatakan, para pengunjuk rasa mahasiswa akan mengumumkan lebih banyak nama untuk pemerintahan.
Menurutnya, saran mereka tidak boleh diabaikan karena akan mempersulit stabilitas pemerintah.
Hasina mengundurkan diri dan meninggalkan Bangladesh pada Senin (5/8), setelah berminggu-minggu protes mematikan.
Ribuan demonstran menyerbu kediaman resminya dan gedung-gedung lain yang terkait dengan partai dan keluarganya.
Kepergiannya mengancam akan menciptakan lebih banyak ketidakstabilan di negara Asia Selatan yang berpenduduk padat itu yang sudah menghadapi serangkaian krisis, mulai dari pengangguran yang tinggi hingga korupsi dan perubahan iklim.
Di tengah masalah keamanan, bandara utama di Dhaka, ibu kota, menghentikan operasinya. Jalan-jalan di Dhaka tampak lebih tenang pada Selasa (6/8).
Presiden Bangladesh, Mohammed Shahabuddin mengatakan bahwa Parlemen akan dibubarkan dan pemerintah nasional akan dibentuk sesegera mungkin, yang mengarah pada pemilihan umum baru.
Para demonstran yang gembira masih memadati Istana Hasina yang berhasil digeruduk.
Beberapa bahkan berswafoto dengan para tentara yang menjaga gedung itu, tempat para demonstran yang marah menjarah perabotan, lukisan, dan bahkan pot bunga dan ayam milik mantan perdana menteri itu sehari sebelumnya.