Berita

Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan berpidato di pemakaman Komandan Fuad Shukr pada Kamis, 1 Agustus 2024/AP

Dunia

Hizbullah: Perang dengan Israel Masuki Fase Baru

JUMAT, 02 AGUSTUS 2024 | 15:34 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Kematian Komandan Fuad Shukr memicu peningkatan eskalasi konflik Hizbullah dan Israel.

Hal itu disampaikan oleh Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan di hari pemakaman Shukr pada Kamis (1/8).

Hassan menyebut serangan Israel telah melewati batas dan pihaknya bersumpah untuk menuntut balas atas kematian Shukr.


"Kami merencanakan respons yang nyata dan penuh perhitungan, bukan sekadar respons simbolis," tegasnya, seperti dimuat Associated Press.

Pemimpin Hizbullah itu menyebut perangnya dengan Israel telah memasuki fase baru. Tujuan perang menjadi bertambah, bukan lagi mendukung Hamas, tetapi juga mempertahankan Lebanon.

"Kami menghadapi pertempuran besar sekarang, ini bukan lagi front dukungan. Sekarang ada pertempuran di Gaza, sekarang ada pertempuran di Lebanon selatan, pertempuran terbuka di Yaman, dan bahkan di Irak karena ini semua terjadi pada saat yang bersamaan," tegasnya.

Komandan Shukr meninggal dunia dalam serangan udara di Beirut Selatan pada Selasa (30/7). Menurut otoritas kesehatan Lebanon, ledakan bom itu mengakibatkan tujuh orang termasuk dua anak-anak di antaranya meninggal dunia.

Israel secara terbuka mengumumkan keberhasilannya membunuh Shukr yang dianggap dalang dibalik serangan roket mematikan yang menghantam lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan.

Tak lama setelah Shukr meninggal, petinggi Hamas Ismail Haniyeh juga dilaporkan tewas akibat sebuah serangan bom di tempat penginapannya di Iran.

Hamas dan Iran menuduh Israel bertanggung jawab atas serangan tersebut. Tetapi Israel masih diam.

Sejak perang Gaza dimulai pada Oktober tahun lalu, Hizbullah dan Israel hampir setiap hari saling tembak di seberang perbatasan.

Aksi saling tembak tersebut telah menyebabkan kematian dan evakuasi puluhan ribu orang dari rumah mereka. Namun, mereka juga tetap dalam batas yang wajar.

Hizbullah menghadapi tekanan kuat dari Lebanon agar tidak menyeretnya ke dalam perang yang sama seperti tahun 2006 dengan Israel, yang mengakibatkan banyak kematian dan kehancuran di negara tersebut.

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Polres Tangsel Diduga Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg

Minggu, 21 Desember 2025 | 02:07

Pemberhentian Ijeck Demi Amankan Bobby Nasution

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:42

Indonesia, Negeri Dalam Nalar Korupsi

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:05

GAMKI Dukung Toba Pulp Lestari Ditutup

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:00

Bergelantungan Demi Listrik Nyala

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:45

Komisi Percepatan Reformasi Polri Usul Polwan Dikasih Jabatan Strategis

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:19

Putin Tak Serang Negara Lain Asal Rusia Dihormati

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:05

Ditemani Kepala BIN, Presiden Prabowo Pastikan Percepatan Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:38

Pemecatan Ijeck Pesanan Jokowi

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:21

Kartel, Babat Saja

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya