Berita

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro/AP

Dunia

Presiden Maduro Siap Kemenangannya Diperiksa Ulang MA

KAMIS, 01 AGUSTUS 2024 | 14:28 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Untuk membuktikan pihak oposisi bahwa hasil resmi yang dikeluarkan Dewan Pemilu Venezuela (CNE) benar, Presiden Nicolas Maduro kembali melibatkan Mahkamah Agung (MA).

Maduro pada Kamis (1/8) memerintahkan MA Venezuela melakukan audit atau pemeriksaan ulang terhadap hasil pilpres pekan lalu.

Dia menegaskan bahwa pemerintah siap menunjukkan semua lembar penghitungan suara.

"Saya menyerahkan diri saya di hadapan keadilan. Saya bersedia dipanggil, diinterogasi, diselidiki," kata Maduro, seperti dimuat Associated Press.

Ini adalah pengakuan pertama Maduro atas tuntutan transparansi yang lebih besar tentang pemilu.

Akan tetapi, MA sangat dekat dengan pemerintahannya. Para hakim pengadilan diusulkan oleh pejabat federal dan disahkan oleh Majelis Nasional, yang didominasi oleh para simpatisan Maduro.

Organisasi asal Amerika Serikat Carter Center, yang mengirim delegasi ke Venezuela untuk memantau pemilu, mengkritik permintaan audit Maduro, menyebut MA tidak akan memberikan tinjauan independen.

"Anda memiliki lembaga pemerintah lain, yang ditunjuk oleh pemerintah, untuk memverifikasi angka-angka pemerintah untuk hasil pemilu, yang dipertanyakan," kata Jennie K. Lincoln, yang memimpin delegasi tersebut.

Otoritas pemilu Venezuela mengizinkan Carter Center untuk mengirim 17 pemantau.

Penantang utama Maduro, Edmundo González, dan pemimpin oposisi Maria Corina Machado mengatakan mereka memperoleh lebih dari dua pertiga lembar penghitungan yang dicetak setiap mesin pemungutan suara elektronik setelah pemungutan suara ditutup.

Mereka mengatakan rilis data penghitungan tersebut akan membuktikan Maduro kalah.

Menurut Machado, pemimpin oposisi, penghitungan suara menunjukkan González memperoleh sekitar 6,2 juta suara dibandingkan dengan 2,7 juta suara untuk Maduro.

Angka tersebut sangat berbeda dari laporan dewan pemilihan yang menyebutkan Maduro memperoleh 5,1 juta suara, dibandingkan dengan lebih dari 4,4 juta suara untuk González.


Maduro bersikeras kepada wartawan bahwa telah terjadi persekongkolan melawan pemerintahannya dan sistem pemilu telah diretas.

Ketika ditanya mengapa otoritas pemilu belum merilis penghitungan suara terperinci, Maduro mengatakan Dewan Pemilu Nasional telah diserang, termasuk serangan siber.

Pemerintah menayangkan beberapa video yang menurut presiden memperlihatkan orang-orang menyerang dan membakar beberapa kantor pemilu.

Jaksa Agung Tarek William Saab mengatakan lebih dari 1.000 orang yang terkait dengan beberapa serangan tersebut telah ditangkap.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya