Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Ekonomi Arab Saudi Berkontraksi, Merosot Empat Kuartal

KAMIS, 01 AGUSTUS 2024 | 09:04 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Produk domestik bruto Arab Saudi mengalami sedikit kontraksi selama empat kuartal berturut-turut.

Hal itu disebabkan pengurangan produksi OPEC+ yang terus membebani perekonomian negara. 

Data dari Otoritas Umum Statistik menunjukkan output ekonomi kerajaan menyusut 0,4 persen secara tahunan selama periode April-Juni. Hal ini terutama didorong oleh kontraksi sebesar 8,5 persen di sektor minyak.


Angka tersebut lebih baik dibandingkan kontraksi sebesar 1,7 persen yang tercatat pada periode tiga bulan sebelumnya, karena aktivitas perekonomian non-minyak tumbuh sebesar 4,4 persen, naik dari 3,4 persen sebelumnya.

Pemerintah Saudi tengah fokus pada perluasan ekonomi non-minyak yang menciptakan lapangan kerja bagi sebagian besar penduduknya. Sementara, untuk rencana Visi 2030 Putra Mahkota Mohammed bin Salman, sangat membutuhkan investasi baru senilai ratusan miliar Dolar AS.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya telah menahan pasokan selama hampir dua tahun dalam upaya untuk menopang harga. Namun, harga minyak mentah Brent rata-rata berada di kisaran 83,5 Dolar AS per barel sepanjang tahun ini, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (1/8).

Ini lebih rendah dari harga yang dibutuhkan Arab Saudi untuk menyeimbangkan anggarannya sebesar 96 Dolar AS per barel, menurut Dana Moneter Internasional.

Bloomberg Economics memperkirakan harga titik impas sebesar 109 Dolar AS per barel, setelah pengeluaran domestik oleh dana kekayaan negara kerajaan tersebut diperhitungkan.

"Terlepas dari labelnya, sektor non-minyak Saudi bergantung pada harga minyak," kata ekonom Ziad Daoud dari Bloomberg Economics. 

"Dengan tingginya harga minyak, pihak berwenang mempekerjakan lebih banyak orang, meningkatkan layanan pemerintah, sebuah aktivitas non-minyak," sambungnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya