Banjir besar melanda Haiti di tengah konflik dan ketegangan politik.
Pemerintah India mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Haiti yang sedang dilanda banjir besar. Di antara bantuan yang dikirimkan adalah pasokan medis untuk kebutuhan transfusi darah.
Kementerian Luar Negeri menginformasikan tentang bantuan kemanusiaan tersebut.
Melalui unggahan di Facebook, Kemlu India mengatakan, “India mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Haiti! Sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat Haiti, bantuan kemanusiaan India yang berisi 9 ton pasokan medis berangkat dari New Delhi hari ini, menuju Port-au-Prince.”
“Kiriman tersebut meliputi kebutuhan transfusi darah, reagen untuk Imunohematologi, tes cepat, dan ELISA, serta lainnya,” sambung keterangan itu.
Jurubicara Kemlu India Randhir Jaiswal, juga menyampaikan hal itu di akun
X miliknya dan menginformasikan tentang bantuan kemanusiaan yang diberikan oleh India kepada Haiti.
Sedikitnya 40 orang tewas setelah kapal yang mereka tumpangi terbakar di lepas pantai Haiti, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), mengutip otoritas setempat.
Kapal yang membawa lebih dari 80 migran berangkat dari Haiti pada 17 Juli dan sedang menuju Turks dan Caicos, kata IOM pada 19 Juli, seraya menambahkan bahwa Penjaga Pantai Haiti menyelamatkan 41 korban selamat.
Menurut
CNN, kepala misi IOM di Haiti, Gregoire Goodstein, menyalahkan tragedi itu pada krisis keamanan Haiti yang terus meningkat dan kurangnya "jalur migrasi yang aman dan legal." Ia berkata, "Situasi sosial ekonomi Haiti sedang dalam penderitaan. Kekerasan ekstrem selama beberapa bulan terakhir hanya membuat warga Haiti terpaksa melakukan tindakan yang lebih nekat."
Haiti sedang menghadapi kekerasan geng, sistem kesehatan yang runtuh, dan kurangnya akses ke pasokan penting, yang mengakibatkan banyak warga Haiti melakukan perjalanan berbahaya untuk pindah dari negara itu.
Awal tahun ini, situasi di Haiti meningkat setelah perang geng meletus, yang memaksa pengunduran diri pemerintah saat itu.
Menurut data IOM, jumlah upaya migrasi dengan kapal dari Haiti telah mengalami peningkatan sejak saat itu. Namun, situasi di Haiti tidak menghentikan pemerintah negara-negara tetangga untuk memulangkan puluhan ribu migran Haiti, demikian laporan
CNN.
Dalam pernyataannya, IOM mengatakan, “Lebih dari 86 ribu migran telah dipulangkan secara paksa ke Haiti oleh negara-negara tetangga tahun ini. Pada bulan Maret, meskipun terjadi lonjakan kekerasan dan penutupan bandara di seluruh negeri, pemulangan paksa meningkat sebesar 46 persen, mencapai 13.000 pemulangan paksa pada bulan Maret saja.”
Dalam beberapa minggu terakhir, pengangkatan Perdana Menteri baru Garry Conille dan kedatangan beberapa ratus pasukan asing untuk memperkuat Kepolisian Nasional Haiti telah memberikan harapan baru untuk mengatasi situasi keamanan di negara tersebut, menurut laporan
CNN.
Misi Dukungan Keamanan Multinasional (MSS) yang didukung Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang dipimpin oleh Kenya, sekarang akan memulai operasi di ibu kota Haiti, Port-au-Prince.