Pilot Saurya Airlines yang terluka diselamatkan setelah pesawat menuju Pokhara jatuh saat lepas landas di Bandara Internasional Tribhuvan pada Rabu, 24 Juli 2024/Net
Kesuraman menyelimuti Nepal setelah sebuah pesawat jatuh saat lepas landas di Bandara Internasional Tribhuvan di Kathmandu, menewaskan 18 dari 19 orang di dalamnya.
Satu-satunya yang selamat dari kecelakaan itu adalah pilotnya, yakni Kapten Manish Ratna Shakya.
Kecelakaan yang melibatkan Saurya Airlines ini sekali lagi menyoroti buruknya catatan keselamatan penerbangan di kerajaan Himalaya tersebut, di mana lebih dari 350 orang telah tewas di negara tersebut dalam 19 kecelakaan udara sejak tahun 2000.
Hal ini juga membuat banyak orang bertanya bagaimana pilot bisa menjadi satu-satunya yang selamat.
Menurut situs resmi Saurya Airlines, pilot Shakya adalah kepala operasi di maskapai tersebut.
Pria berusia 37 tahun itu bergabung dengan Saurya Airlines pada bulan Desember 2014 dan telah menjadi bagian dari perusahaan tersebut selama lebih dari sembilan setengah tahun.
Dia sebelumnya terbang untuk Simrik Airlines selama hampir tiga tahun.
Di hari kecelakaan terjadi pada Rabu (25/7), pesawat Saurya Airlines yang dibawa Shakya lepas landas dari Bandara Internasional Tribhuvan sekitar pukul 11.15 waktu setempat dengan 19 orang di dalamnya.
Pesawat tersebut membawa dua awak dan 17 teknisi ke kota Pokhara untuk pemeriksaan pemeliharaan.
Namun menurut pusat koordinasi pencarian dan penyelamatan Otoritas Penerbangan Sipil Nepal, dalam beberapa menit setelah lepas landas, pesawat berbelok ke kanan dan jatuh di sisi timur landasan pacu.
Rekaman dari lokasi kecelakaan menunjukkan asap tebal mengepul dari pesawat yang terbakar di landasan bandara.
Meski 18 penumpang tewas dalam kecelakaan itu, sang pilot berhasil selamat secara ajaib.
Tim penyelamat di lokasi kecelakaan mengatakan bahwa mereka dapat menghubungi Kapten Shakya tepat ketika kobaran api mendekati bagian kokpit pesawat.
“Dia kesulitan bernapas karena pelindung udara terbuka. Kami memecahkan jendela dan segera menariknya keluar,” kata Inspektur Senior Polisi Nepal Dambar Bishwakarma kepada
BBC.
“Dia berlumuran darah di seluruh wajahnya saat diselamatkan tapi kami membawanya ke rumah sakit dalam kondisi dia bisa berbicara,” tambahnya.
Menteri Penerbangan Sipil Nepal, Badri Pandey mengatakan bahwa pesawat menabrak kontainer di tepi bandara kemudian jatuh jauh ke bawah.
“Bagian lain dari pesawat itu jatuh ke gundukan di dekatnya dan hancur berkeping-keping. Seluruh area yang jauh dari lokasi jatuhnya kokpit terbakar dan semuanya terbakar,” kata Pandey.
Namun bagian kokpitnya terpisah dari badan pesawat yang terbakar. Menurut Pandey, inilah cara pilot selamat.
Kapten Shakya, sang pilot, kemudian dilarikan ke Kathmandu Medical College di mana dokter mengungkapkan bahwa dia menderita cedera mata serta cedera lain di kepala dan wajahnya.
Pada Rabu malam (24/7), Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli mengunjungi Kathmandu Medical College dan menanyakan kondisi kesehatan kapten.
Setelah kecelakaan itu, penyelidikan telah dimulai mengenai penyebab tragedi tersebut. Kepala Bandara Internasional Tribhuvan mengatakan laporan awal menunjukkan bahwa pesawat terbang ke arah yang salah.
Selain itu, proses visum dan identifikasi jenazah 18 korban telah dimulai di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Tribhuvan di Maharajgunj.
The Kathmandu Post melaporkan bahwa pihak administrasi rumah sakit sedang mempertimbangkan untuk melakukan 'operasi kosmetik' pada beberapa jenazah karena jenazah tersebut telah terbakar hingga tidak dapat dikenali lagi.
Anggota keluarga yang berduka juga mengajukan pertanyaan tentang perusahaan dan otoritas penerbangan sipil.
Dirga Bahadur Khadka, kakek dari co-pilot Sushant Katwal mengatakan menduga bahwa perusahaan memberikan tekanan pada pilot untuk menerbangkan pesawat.
"Jika tidak, tidak ada yang mau menerbangkan pesawat dengan masalah teknis. Bagaimana bisa pesawat dengan masalah teknis bisa terbang?," tegasnya.