Berita

Gelaran Retreat para Menteri Luar Negeri ASEAN di Vientiane, Laos pada Kamis, 25 Juli 2024/Kemlu RI

Dunia

Di Forum AMM, Menlu RI Pertegas Posisi ASEAN Bukan Proksi Siapapun

KAMIS, 25 JULI 2024 | 14:38 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Sejumlah isu regional dan global dibahas dalam Retreat para Menteri Luar Negeri ASEAN di Vientiane, Laos pada Kamis (25/7).

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi yang hadir dalam pertemuan tersebut mengangkat lima isu utama yakni sentralitas ASEAN, AIOP, Myanmar, Laut China Selatan dan isu Palestina.

Mengenai ASEAN, Menlu menekankan bahwa organisasi kawasan tersebut tidak boleh menjadi proksi bagi kekuatan apapun.


Pasalnya, keberpihakan ASEAN akan menghambat peran dan kontribusinya dalam menciptakan stabilitas dan keamanan kawasan.

"ASEAN tidak menjadi proksi kekuatan mana pun," tegas Menlu.

Kedua, mengenai keberlanjutan implementasi AOIP. Dikatakan Menlu, Indonesia akan memastikan bahwa implementasi AOIP tetap diarustamakan baik dalam kegiatan ASEAN maupun dengan mitra wicaranya.

Sebagai tindak lanjut dari penyelenggaraan ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) tahun lalu, tahun ini akan diselenggarakan Pertemuan ke-2 AIPF di sela-sela KTT ASEAN KE-44 dan ke-45 di Vientiane Oktober mendatang.

Ketiga, mengenai isu Myanmar. Menlu Retno menyampaikan kekecewaannya terkait tidak adanya progres lima poin konsensus oleh Myanmar.

"Kondisi yang semakin mengkhawatirkan ini mengharuskan semua negara anggota ASEAN, termasuk semua pihak di Myanmar, untuk mengembalikan perdagangan dan stabilitas di Myanmar," kata Menlu.

Dia mendorong agar dibangun dialog yang inklusif dengan semua stakeholders sebagai satu-satunya cara untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas yang lestari di Myanmar.

"ASEAN harus terus berupaya untuk mendorong dialog inklusif ini untuk membangun rasa saling percaya di antara stakeholders," ujarnya.

Keempat, mengenai isu Laut China Selatan. Menlu Retno menyampaikan bahwa eskalasi di kawasan semakin nyata dan mengkhawatirkan.

“Satu salah langkah di Laut China Selatan, akan mengubah api kecil menjadi badai api yang mengerikan," kata dia.

Menlu tekankan kembali pentingnya penyelesaian CoC (Code of Conduct).

Kelima, mengenai isu Palestina, Menlu RI mendorong ASEAN untuk bersatu dalam menyuarakan dihentikannya genosida dan segera dilakukannya gencatan senjata yang permanen di Palestina.

“ASEAN harus terus mendorong diimplementasikannya Resolusi 2735. ASEAN juga penting untuk mendukung Fatwa Hukum (Advisory Opinion) dari Mahkamah Internasional," tandasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya