Berita

Ceo Alphabet, Sundar Pichai (Foto: The Hill.com)

Bisnis

IHSG dan Rupiah Bisa Merah Gegara Iklan Youtube

RABU, 24 JULI 2024 | 08:18 WIB | OLEH: ADE MULYANA

Pelaku pasar di Wall Street akhirnya mendapatkan suntikan sentimen baru dalam menutup sesi perdagangan hari kedua pekan ini. Setelah dalam sepanjang sesi perdagangan Selasa 23 Juli 2024 terjebak dalam rentang gerak sempit, Bursa Wall Street dalam sesi after hours beralih suram.

Di tengah penantian rilis data indeks flash Purchasing Manager Index (PMI) dari kawasan Eropa dan AS sore dan malam nanti, rilis kinerja kuartalan dari sejumlah perusahaan terkemuka memberikan kabar buruk. Tekanan jual akhirnya menderas setelah sesi perdagangan ditutup.

Dalam sesi perdagangan yang berakhir beberapa jam lalu, indeks DJIA hanya turun 0,14 persen setelah terhenti di 40.358,09, sementara indeks S&P 500 melemah 0,16 persen di 5.555,74, dan indeks Nasdaq yang nyaris tak bergerak dengan turun sangat tipis 0,06 persen di 17.997,35. Tenangnya gerak Indeks Wall Street hingga sesi berakhir kemudian beralih suram menyusul rilis kinerja kuartalan dua perusahaan terkemuka.


Perusahaan pabrikan mobil listrik milik Elon Musk dilaporkan mengalami penurunan pendapatan dalam bisnis otomotif hingga 7 persen di kuartal kedua tahun ini. Pendapatan per saham akhirnya menjadi lebih rendah dari ekspektasi pelaku pasar. Dengan cepat sentimen ini disambut panik investor hingga meruntuhkan Harga Saham Tesla hingga 8 persen pagi Ini waktu Indonesia Barat.

Selain Tesla, perusahaan favorit Alphabet, yang merupakan induk Google juga menyajikan laporan yang dinilai kurang bersahabat. Perusahaan pemilik Youtube itu melaporkan kinerja pendapatan Iklan di Youtube yang di bawah ekspektasi pasar. Harga saham Alphabet terpantau ambruk hingga 2 persen saat ulasan Ini disunting. Secara keseluruhan, kinerja Alphabet di bawah kepemimpinan Sundar Pichai itu, masih mencatatkan pertumbuhan. Namun pelaku pasar terlihat lebih tersita perhatian nya pada Youtube.

Gerak indeks Wall Street di sesi after hours akhirnya semakin terlihat merah. Kabar Ini tentu saja akan menjadi menu suram bagi sesi perdagangan saham di Asia pertengahan pekan ini, Rabu 24 Juli 2024. Sekalipun demikian, pelaku pasar diperkirakan takkan jatuh dalam kepanikan berlebihan mengingat masih ada suntikan sentimen yang lebih signifikan di sore nanti ketika otoritas Eropa merilis data indeks flash PMI nya. Sentimen bisa beralih semakin muram bila rilis data indeks PMI flash lebih buruk dari ekspektasi pasar.

Sementara pantauan terkini dari jalannya sesi perdagangan di Bursa Utama Asia pagi Ini menunjukkan, Indeks Nikkei (Jepang) merosot curam  0,57 persen di 39.370,48, indeks KOSPI (Korea Selatan) terbabat 0,57 persen di 2.758,59 dan indeks ASX 200 (Australia) melemah 0,23 persen di 7.952,5.

Dengan bekal sentimen yang kurang bersahabat kali ini, Bursa Saham Indonesia juga diperkirakan akan terimbas. Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diyakini cenderung mengalami tekanan jual. Sentimen dari lemasnya kinerja Youtube dengan demikian akan menjadi dalih bagi investor untuk beralih pesimis.

Laporan tak berbeda juga terjadi di pasar uang global, di mana seluruh mata uang utama Dunia yang kompak memerah hingga pagi ini. Pelemahan paling mencolok terjadi pada Dolar Australia dan Dolar Kanada. Sebagaimana dimuat dalam ulasan sebelumnya, nilai tukar Dolar Australia yang akhirnya mengikuti arah analisis teknikal dengan melanjutkan gerak melemahnya hari ini.

Situasi ini, sudah barang tentu menjadi bekal suram bagi mata uang Rupiah dalam menjalani sesi perdagangan hari ini. Untuk dicatat, Rupiah yang pada sesi pembukaan perdagangan kemarin mampu menginjak zona penguatan di tengah minimnya sentimen yang tersedia. Sentimen terkini dari kinerja Iklan Youtube, bisa menjadi bekal kurang menguntungkan bagi Rupiah dan tentu saja seluruh mata uang Asia.

Namun gerak Rupiah masih berpeluang untuk berbalik menguat di sesi perdagangan sore nanti, terutama bila rilis data indeks PMI flash dari Eropa menyajikan kabar positif. Sementara tinjauan teknikal terkini bagi Rupiah, terlihat masih belum ada perubahan, di mana tren penguatan masih bertahan. Koreksi bagi Rupiah, bilapun terjadi sesi hari diyakini tidak akan terlalu signifikan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya