Berita

Anggota Komisi XI DPR RI, Marinus Gea di Hotel Ciputra, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Sabtu (20/7)/RMOL

Politik

DPR Sebut Kepulauan Nias Pantas Jadi Provinsi Sendiri

MINGGU, 21 JULI 2024 | 00:33 WIB | LAPORAN: BONFILIO MAHENDRA

Pemekaran wilayah Kepulauan Nias menjadi sebuah Provinsi layak untuk dipertimbangkan.

Hal ini bertujuan untuk mendongkrak perekonomian lewat potensi wisata yang ada.

Usulan itu disampaikan Anggota Komisi XI DPR RI, Marinus Gea dalam diskusi bertema 'Menakar Pepuang Kepualuan Nias Menjadi Provinsi Baru Melalui Sektor Pariwisata' yang digelar oleh Gerakan Pemuda Pelopor Pro Pembangunan Kepulauan Nias (GP4KN) di Hotel Ciputra, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Sabtu (20/7).

"Saat ini memang kondisi pemekaran itu sedang moratorium ya, selama pemerintahan Pak Jokowi memang sudah ditetapkan moratorium untuk pemekaran, kecuali Papua karena itu merupakan daerah otonomi khusus," kata Marinus kepada wartawan.

Selain sektor pariwisata, Marinus menyebut Kepulauan Nias perlu dilakukan pemekaran hingga menjadi sebuah karena sudah memenuhi syarat administrasi.

"Sudah memenuhi persyaratan secara administrasi sudah memenuhi persyaratan geografis kemudian administrasi sesuai UU No 23 tahun 2014 jadi tidak ada alasan untuk tidak memberikan kesempatan nias membangun melalui pembentukan provinsi," ungkap dia.

Setelah syarat administrasi selesai, masyarakat Kepulauan Nias sendiri, kata Marinus, berkomitmen untuk bersama-sama mengembangkan potensi wisata di wilayah tersebut.

Hanya saja ada keterbatasan anggaran dalam mewujudkannya, maka dari itu Marinus menekankan perlu adanya intervensi dari pemerintah pusat.

"Satu-satunya cara memang harus ada intervensi, intervensi baik itu melalui Pemerintah Pusat dan intervensi bagaimana Kepulauan Nias mengelola anggarannya sendiri, melalui apa keberadaannya sebagai Pemerintahan di level provinsi,” jelas politisi PDIP tersebut.

“Itu satu-satunya cara, kalau tidak ya tidak bisa, ya kan, kan seperti ayam dan telur mana yang harus dimulai, masyarakatnya melakukan pembangunan itu sendiri tanpa intervensi, kemampuan terbatas, trigernya gak ada, fasilitatornya gak ada," tandas Marinus.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya