Presiden RFEF, Pedro Rocha (tengah), didampingi kapten timnas Spanyol, Alvaro Morata (kiri) dan pelatih Luis de la Fuente (kanan) memamerkan trofi Piala Eropa 2024 saat tiba di bandara Adolfo Suarez Madrid - Barajas, Madrid, Senin (15/7)/Net
Euforia rakyat Spanyol usai timnas mereka menjuarai Piala Eropa 2024 terganggu oleh kasus yang menerpa Presiden Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF), Pedro Rocha.
Pedro Rocha terancam diskors 2 tahun dari aktivitas sepak bola karena menyelewengkan jabatannya saat ini.
Dikutip
AFP, Rabu (17/7), Pengadilan Administratif Olahraga Spanyol (TAD) menskors Rocha karena membuat keputusan di luar kekuasaannya. Di antaranya memecat Sekretaris Jenderal RFEF, Andreu Camps.
Jika terbukti bersalah, kasus Rocha akan menambah panjang daftar keburukan petinggi RFEF. Presiden RFEF yang digantikan Rocha pada April 2024 lalu, Luis Rubiales, dipaksa mundur karena tersangkut kasus pelecehan terhadap pemain timnas putri Spanyol.
Di mana, pada September 2023, Rubiales dinilai secara paksa mencium pemain timnas putri Spanyol, Jenni Hermoso, saat prosesi pengalungan medali emas Piala Dunia Putri 2023.
Bahkan, Pedro Rocha maupun Luis Rubiales juga sedang diselidiki terkait dugaan kasus korupsi yang melibatkan federasi selama kepresidenan yang terakhir.
Akibat ancaman sanksi dari TAD ini, Rocha akan sulit untuk mencalonkan diri kembali sebagai Presiden RFEF pada September mendatang.
Sebab, berdasarkan salinan keputusan yang diunggah oleh jurnalis
Onda Cero di media sosial X, pengadilan melarang Rocha untuk "memegang jabatan dalam federasi olahraga mana pun" selama 2 tahun menjalani skorsing.
Namun demikian,
Iusport melaporkan Rocha akan mengajukan banding atas keputusan tersebut dan meminta tetap menjabat sampai bandingnya selesai, yang akan membuatnya bisa mencalonkan diri kembali pada musim gugur nanti.