Gambar yang diunggah Natalius Pigai pada Selasa, 16 Juli 2024/Net
Kasus deportasi paksa yang menimpa anak-anak korban perang Ukraina ke Rusia merupakan masalah besar yang harus menjadi perhatian dunia.
Hal itu ditegaskan aktivis HAM Indonesia, Natalius Pigai dalam sebuah unggahan di platform X pribadinya pada Selasa (16/7).
Dia berusaha memperjuangkan penyelesaian kasus tersebut dengan datang langsung ke Kyiv, Ukraina beberapa minggu lalu.
Menurut Pigai, kasus deportasi anak yang sedang didalaminya saat ini merupakan masalah besar.
"Perjuangan kemanusiaan saya untuk masalah anak-anak Ukraina bukanlah kasus kecil tapi masalah Dunia," tegasnya.
Dia merujuk pada laporan
New York Times (NYT) yang berhasil mengidentifikasi 46 anak Ukraina asal kota Kherson yang diculik dan dibawa ke Rusia.
"
New York Times telah identifikasi anak2 Kherson di Ukraina yang diculik Rusia mematahkan bantahan Rusia atas kerja-kerja kemanusiaan Saya," kata Pigai.
Dalam video investigasi
NYT disebutkan bahwa 22 dari 46 anak tersebut namanya telah masuk dalam daftar adopsi di situs web Federal Rusia.
Penemuan itu berawal dari beberapa video yang dirilis pejabat Rusia, di mana mereka membawa puluhan anak dari Kherson ke Krimea.
Dikatakan bahwa setelah dibawa ke Rusia, identitas kewarganegaraan mereka langsung diubah.
Dalam beberapa kasus yang diselidiki
NYT, nama anak-anak Ukraina telah diubah ke bahasa Rusia dan dokumen kependudukannya juga diubah menjadi warga negara Rusia.
NYT menampilkan salah satu dokumen anak bernama Mykola Volodin. Pihak Rusia memberikannya dokumen baru dan namanya diubah menjadi Nikolai.