Berita

Ilustrasi

Ekbis

Cadangan Devisa India Meningkat Mengesankan

SABTU, 13 JULI 2024 | 01:04 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA

Reserve Bank of India (RBI) mencatat nilai tukar mata uang asing naik sebesar 5,158 miliar dolar AS menjadi 657,155 miliar dolar AS. Di bulan sebelumnya angka tertinggi tercatat sebesar 655,817 miliar dolar AS.

Menurut BRI, cadangan devisa telah meningkat dan menurun sejak lama. Sejauh ini pada tahun 2024, jumlah tersebut telah meningkat sekitar USD 35 miliar, secara kumulatif.

Data terbaru yang dirilis RBI memperlihatkan  aset mata uang asing (FCA) India, yang merupakan komponen terbesar cadangan devisa, meningkat sebesar 4,228 miliar dolar AS  menjadi 577,110 miliar dolar AS.


Cadangan emas selama sepekan naik 904 juta dolar AS menjadi  57,432 miliar dolar AS.

Cadangan devisa India kini cukup untuk menutupi proyeksi impor selama 11 bulan, menurut laporan RBI baru-baru ini.

Pada tahun kalender 2023, RBI menambah sekitar 58 miliar dolar AS pada devisa negaranya. Pada tahun 2022, nilai valas India merosot sebesar 71 miliar dolar AS secara kumulatif.

Cadangan devisa, atau cadangan devisa (cadangan valuta asing), adalah aset yang disimpan oleh bank sentral atau otoritas moneter suatu negara. Umumnya disimpan dalam mata uang cadangan, biasanya Dolar AS dan, pada tingkat yang lebih rendah, Euro, Yen Jepang, dan Pound Sterling.

Cadangan devisa negara ini terakhir kali mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada bulan Oktober 2021. Sebagian besar penurunan setelah itu disebabkan oleh kenaikan harga barang impor pada tahun 2022.

Selain itu, turunnya cadangan devisa juga dapat dikaitkan dengan intervensi RBI, dari waktu ke waktu, di pasar untuk mempertahankan depresiasi rupee yang tidak merata terhadap lonjakan dolar AS.

Biasanya, RBI, dari waktu ke waktu, melakukan intervensi di pasar melalui manajemen likuiditas, termasuk melalui penjualan dolar, untuk mencegah depresiasi tajam terhadap rupee.

RBI memantau pasar valuta asing dengan cermat dan melakukan intervensi hanya untuk menjaga kondisi pasar tetap teratur dengan menahan volatilitas nilai tukar yang berlebihan, tanpa mengacu pada tingkat atau batasan target yang telah ditentukan sebelumnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya