Berita

Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD/Net

Politik

Heran Hasyim Asyari Asusila, Mahfud: Berani Bohongi Istri Berarti juga ke Rakyat

RABU, 10 JULI 2024 | 10:49 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD tak habis pikir mendengar pemecatan Hasyim Asyari dari jabatan Ketua dan Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena asusila.

Hal tersebut dia sampaikan melalui sebuah podcast di kanal Youtube pribadinya dengan judul "Terus Terang Mahfud Kasus Asusila Ketua KPU dan Kemungkinan Ancaman Pidana", tayang pada Rabu (10//7).

Mahfud tak habis pikir Hasyim Asyari benar-benar terbukti melakukan pelanggaran etik berupa tindakan asusila, kepada perempuan yang bertugas sebagai Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Den Haag berinisial CAT.

"Seperti halnya rakyat Indonesia pada umumnya, tentu sangat sedih dan malu mendengar itu," ujar Mahfud sembari menggelengkan kepala.

Dia mencatat, pelanggaran kode etik ketua lembaga negara sudah terjadi dua kali, meskipun dalam bentuk yang berbeda.   

Di mana, Hasyim melanggar kode etik karena asusila, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman melanggar etik karena terbukti membuka peluang pihak luar untuk mengintervensi putusan uji materiil aturan batas usia capres-cawapres.

"Sudah ada dua ketua lembaga negara yang terbukti melakukan pelanggaran etik. Ini bukan lagi masalah yang sederhana," sambungnya.

Lebih dari itu, terkait kasus Hasyim, Mahfud menganggap sebagai suatu perbuatan yang tidak biasa, karena terkait dengan perzinahan dan dilakukan tidak hanya satu kali.

"Karena menyangkut perzinahan yang perzinahannya itu yang berkelanjutan dan berulang. Kan kalau dibaca mulai dari wanita emas. Berkali-kali (dilakukan) sebelumnya (sudah terjadi)," tambahnya.

Oleh karena itu, mantan Ketua MK itu memandang kejadian Hasyim sepatutnya menjadi pelajaran bagi seluruh pihak di institusi negara maupun masyarakat Indonesia secara umum.

"Itu juga sebenarnya menjadi konsen kita, kalau kita memilih pemimpin itu hendaknya mereka yang punya moralitas dan etika yang tinggi," tuturnya.

"Karena kalau orang berani melanggar moral seperti itu, membohongi istrinya, membohongi anaknya, membohongi teman-teman sekerjanya, pasti berani melakukan apa saja untuk membohongi rakyat Indonesia," demikian Mahfud menambahkan.

Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Walikota Semarang dan 3 Lainnya Dikabarkan Berstatus Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:43

KPK Juga Tetapkan Suami Walikota Semarang dan Ketua Gapensi Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 16:57

Walikota Semarang dan Suami Terlibat 3 Kasus Korupsi

Rabu, 17 Juli 2024 | 17:47

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

Kantor Rahim di Depok Ternyata Rumah Tinggal, Begini Kondisinya

Rabu, 17 Juli 2024 | 11:05

Duet Airin-Rano Karno Tak Terbendung di Pilkada Banten

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:23

UPDATE

Sabotase Kereta Cepat Jelang Pembukaan Olimpiade Paris, PM Prancis: Ini Dilakukan Terencana

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:47

Banyak Hadiah Menarik Pertamina di Booth dalam Event GIIAS 2024

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:37

Kabar Deklarasi Anies-Zaki, Golkar: Hoax!

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:15

Ekonomi Lesu, Laba Industri China Justru Naik 3,6 Persen

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:07

Putri Suku Oburauw Catar Akpol: Saya Busur Panah untuk Adik-adik

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:58

Kuasa Hukum Dini: Hakim Persidangan Greg Tannur Berat Sebelah

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:35

Dimyati Masih Ngarep Golkar dan PDIP Gabung

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:10

Menyusul TNI, Polri Rotasi 6 Kapolda Jelang Pilkada

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:32

Masih Cair, Peluang Jusuf Hamka di Pilkada Jakarta Masih Terbuka

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:31

4 Pangdam Dirotasi Jelang Pilkada, Ajudan Jokowi jadi Pangdam Brawijaya

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:13

Selengkapnya