India berencana melonggarkan kebijakan pembatasan ekspor berasnya untuk menghindari kelebihan pasokan di dalam negeri.
Seperti dikutip Economic Times Selasa (9/7), India diprediksi akan mengalami musim panen yang berlimpah pada Oktober mendatang.
Untuk itu, salah satu negara eksportir beras terbesar di dunia itu saat ini disebut tengah mempertimbangkan kelonggaran kebijakannya sendiri.
Menurut keterangan dari sumber yang berbicara secara anonim, pemerintah India berencana untuk mengizinkan ekspor beras putih dengan tarif bea keluar tetap.
"Pihak berwenang juga kemungkinan menghapus pajak sebesar 20 persen terhadap ekspor beras pratanak dan menggantinya dengan pungutan tetap untuk mencegah terjadinya under invoice pada kargo," kata sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.
Langkah India diyakini dapat membantu mendinginkan harga acuan beras di Asia, yang sempat mencapai level tertinggi dalam lebih dari 15 tahun pada Januari lalu.
Sebelumnya India membatasi ekspor beras varietas utama pada 2023. Negara tersebut saat itu mengalami kekurangan pasokan yang memicu tekanan harga.
Dengan penerapan kebijakan tersebut, ekspor beras India tercatat merosot 21 persen dari tahun sebelumnya menjadi 2,9 juta ton pada April-Mei 2024. Pengiriman beras non-basmati juga turun 32 persen menjadi 1,93 juta ton pada periode yang sama.
Namun, para petani di India bulan ini sedang memulai musim tanam dan pengumpulan gabah akan dilakukan mulai akhir September.
Menurut Kementerian Pertanian India, luas lahan yang disediakan mencapai 6 juta hektare pada awal Juli atau melonjak 19 persen dari tahun sebelumnya untuk meningkatkan pasokan beras dalam negeri.