Berita

Presiden dan CEO pembuat mesin chip Belanda ASML, Peter Wennink/Net

Tekno

Perang Chip AS-China Diprediksi Berlangsung Puluhan Tahun

SELASA, 09 JULI 2024 | 09:03 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Perselisihan antara China dan Amerika Serikat (AS) ikut menarik perhatian mantan CEO produsen chip Belanda ASML Peter Wennink.

Menurutnya, perselisihan AS-Tiongkok mengenai chip komputer bersifat ideologis dan tidak berdasarkan fakta, dan akan terus berlanjut.

Sejak 2018, AS telah memberlakukan pembatasan yang semakin ketat terhadap peralatan yang dapat diekspor perusahaan ke China, pasar terbesar kedua setelah Taiwan, dengan alasan masalah keamanan.


Baru-baru ini, Washington juga berupaya mencegah ASML memperbaiki peralatan yang telah dijual kepada pelanggan China.

"Diskusi semacam ini tidak dilakukan atas dasar fakta atau konten atau angka atau data, tetapi atas dasar ideologi," kata Wennink, seperti dikutip dari Reuters, Senin (8/7).

"Anda boleh berpikir apa pun tentang hal itu, tetapi kami adalah bisnis yang mana kepentingan para pemangku kepentingan harus dikelola secara seimbang. Jika ideologi bertentangan langsung dengan hal itu, saya tidak setuju," lanjutnya.

Sebagai bagian dari upaya mencapai keseimbangan, Wennink mengatakan dia telah melobi sebisa mungkin untuk mencegah pembatasan ekspor menjadi terlalu ketat, dan pada saat yang sama dia telah mengeluh kepada politisi senior Tiongkok ketika dia merasa hak kekayaan intelektual perusahaannya tidak dihormati.

"Saya pikir, di Washington, mungkin mereka terkadang berpikir bahwa Tuan Wennink mungkin adalah teman China," ujarnya.

"Tidak. Saya adalah sahabat bagi pelanggan saya, bagi pemasok saya, bagi karyawan saya, bagi pemegang saham saya," lanjut Wenink, yang mengatakan telah memiliki pelanggan dan staf di China selama 30 tahun.

Mengingat kepentingan geopolitik yang dipertaruhkan, kata Wennink, perang chip bisa memakan waktu puluhan tahun.

Wennink keluar pada April lalu setelah sepuluh tahun memimpin ASML yang menjadikannya perusahaan teknologi terbesar di Eropa.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya