Keir Starmer dan istrinya Victoria menyapa para pendukungnya saat memasuki 10 Downing St, setelah kemenangan telak Partai Buruh dalam Pemilu Inggris/Net
Setelah 14 tahun menjadi oposisi di kancah politik Inggris, Partai Buruh akhirnya berhasil meraih kemenangan telak atas Partai Konservatif yang telah lama berkuasa.
Pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer, kini resmi menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris setelah ditunjuk oleh Raja Charles III, menggantikan Rishi Sunak dari Partai Konservatif.
Dalam pidato perdananya di depan kediaman resmi Perdana Menteri di Downing Street nomor 10, Starmer menyampaikan pesan perubahan yang positif kepada rakyat Inggris.
“Masyarakat telah memberikan suara secara tegas untuk perubahan dan (kini) negara kita dapat bergerak maju bersama,” kata Starmer pada Jumat (5/7).
Ia menyoroti bahwa kesenjangan antara pengorbanan rakyat dan pelayanan yang mereka terima sejauh ini telah menimbulkan keletihan, terkurasnya harapan, dan semangat.
"Tetapi kita harus bergerak maju bersama-sama. Sekarang luka ini, kurangnya kepercayaan hanya bisa disembuhkan dengan tindakan, bukan kata-kata, saya tahu itu," kata PM baru itu, dikutip dari
NBC, Sabtu (6/7).
Starmer juga menekankan pentingnya pelayanan publik sebagai hak istimewa dan bahwa pemerintah harus memperlakukan setiap warga negara dengan hormat.
Sebelumnya, kedatangan Starmer dan istrinya, Victoria usai dari Istana Buckingham disambut dengan sorak-sorai dan air mata kebahagiaan dari para pendukung Partai Buruh yang berkumpul di
Sementara itu, Rishi Sunak sendiri telah mengundurkan diri dari jabatannya pada Jumat pagi setelah mengalami kekalahan pemilu terburuk dalam sejarah politik Inggris.
Dalam pidato terakhirnya sebagai Perdana Menteri, Sunak menyatakan bahwa ia merasa terhormat pernah menjadi pemimpin Inggris.
“Ini adalah hari yang sulit di akhir dari beberapa hari yang sulit. Namun saya merasa terhormat telah menjadi perdana menteri Anda,” kata Sunak di Downing Street, sebelum ia berangkat ke Istana Buckingham untuk mengundurkan diri.
Berbeda dengan Amerika Serikat, Inggris tidak memiliki masa transisi yang panjang, sehingga pergantian kepemimpinan dapat terjadi dengan cepat.
Sebagai informasi, Partai Buruh mendapatkan 412 dari 650 kursi di House of Commons, sementara Konservatif hanya meraih 121 kursi. Angka tersebut menandai hilangnya dukungan publik secara signifikan terhadap partai yang memenangi pemilu terakhir pada tahun 2019.