Berita

Ketua DPRD Sumsel, RA Anita Noeringhati/RMOLSumsel

Nusantara

DPRD Sumsel Minta PPDB Kembali Memakai Sistem Tes

KAMIS, 04 JULI 2024 | 06:18 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Kisruh Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMAN di Kota Palembang dan Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi perhatian serius pihak DPRD setempat.

Ketua DPRD Sumsel, RA Anita Noeringhati, menilai Pemerintah Provinsi maupun Kota belum siap melaksanakan PPDB. Sehingga, proses penerimaan siswa baru di berbagai wilayah masih menimbulkan masalah.

“Artinya infrastruktur, sosialisasi, ini belum disampaikan. Namun kalau boleh saya bicara sebagai Ketua DPRD Sumsel, PPDB ini harus dievaluasi. Karena penerimaan siswa ini ada empat, zonasi, afirmasi, prestasi, dan untuk kepindahan orangtua itu, zonasi belum tentu di satu daerah itu ada sekolah negeri yang ingin mereka daftar, itu menjadi kendala,” tutur politikus Partai Golkar ini, dikutip RMOLSumsel,Rabu (3/7).

Karena itu, menurutnya, sebaiknya penerimaan siswa SMA dikembalikan ke sistem tes laiknya seleksi CPNS untuk mencegah terjadinya kecurangan.

"CAT itu bisa online dan langsung bisa diterima  dan masyarakat bisa paham, menerima dengan hasil yang sesuai dengan kemampuan anak-anak itu. Ini sekarang jalur afirmasi ada prasangka yang masuk itu tidak sesuai kriteria, afirmasi kan diberikan kepada anak-anak yang kurang mampu. Maupun dari prestasi katanya itu bisa dimainkan, begitu juga zonasi ada rumah jaraknya di bawah 1 km tidak diterima, tapi ada yang rumahnya 2 km malah diterima, nah yang tahu itu kan panitia,” paparnya.

Dia berharap jangan sampai setiap PPDB selalu bermasalah dan mempersulit para peserta didik mendapatkan sekolah untuk belajar.

Dengan mengubah sistem penerimaan, seperti CAT, masyarakat dinilai dapat menerima apapun hasil akhir dari seleksi.

“Sistem ini yang harus diubah, agar masyarakat juga bisa menerimanya secara adil, keadilan,” ujarnya.

Selain itu, ia juga mengusulkan agar sekolah membatasi untuk membuat ruang kelas baru. Sebab, bila sekolah favorit membuat ruang kelas baru otomatis mengurangi jatah sekolah lain apalagi swasta.

“Saya ke OKI ada satu SMP swasta yang sekarang ini muridnya tinggal 16 orang karena tergerus oleh sekolah-sekolah yang menambah kelas baru, ini kan pemerataan dan keadilan harus dijaga,” tandasnya.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

KPK Ngeles Soal Periksa Keluarga Jokowi

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:34

Indonesia Tak Boleh Terus Gelap!

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:33

Kepada Ketua DPRD, Tagana Kota Bogor Sampaikan Kebutuhan Ambulans

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:20

Kepala Daerah yang Tak Ikut Retret Perlu Dikenakan Sanksi

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:19

DPP Golkar Didesak Batalkan SK Pengangkatan Ketua DPRD Binjai

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:15

Tantangan Anak Muda Bukan Hanya Cita-cita, Tetapi Ancaman Penyalahgunaan Narkoba

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:02

Bareskrim Ungkap Jaringan Judol Internasional Beromzet Ratusan Miliar

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:54

HIPMI Yakin Kaltara Bisa Maju di Bawah Kepemimpinan Zainal-Ingkong

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:49

Nusron Pecat 6 Pegawai Pertanahan Bekasi

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:44

GAK LPT Desak Presiden Terbitkan Perppu Cabut UU KPK

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:32

Selengkapnya