Berita

Svalbard, Norwegia/Net

Dunia

Takut Dikuasai China, Norwegia Tolak Jual Sebidang Tanah di Arktik

SELASA, 02 JULI 2024 | 19:49 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Untuk melindungi kedaulatannya, pemerintah Norwegia memutuskan melarang penjualan tanah milik pribadi di sebuah wilayah strategis Svalbard di Arktik.

Properti Sore Fagerfjord terpencil di barat daya Svalbard dengan daratan dipenuhi gletser seluas 60 kilometer persegi dijual seharga 300 juta euro (Rp5,2 triliun).

Tetapi penjualannya tidak mendapat izin dari pemerintah Norwegia karena dikhawatirkan akan diakuisisi pihak asing, salah satunya China.

Menteri Perdagangan dan Perindustrian Cecilie Myrseth menjelaskan bahwa pemilik Sore Fagerfjord sudah mulai terbuka untuk menjualnya, tetapi tindakan ini dikhawatirkan mampu mengancam kedaulatan Norwegia.

“Hal ini dapat mengganggu stabilitas di kawasan dan berpotensi mengancam kepentingan Norwegia,” tegasnya, seperti dimuat AFP pada Selasa (2/7).

Pengacara Per Kyllingstad, yang mewakili para penjual mengatakan kliennya telah menerima tawaran dari dari calon pembeli China yang ingin memiliki properti di Arktik dan Svalbard.

"Sebidang tanah tersebut merupakan kesempatan langka, sepengetahuan kami, tanah pribadi itu terakhir di High Arctic di dunia,” ungkapnya.

Svalbard terletak di tengah-tengah antara daratan Norwegia dan Kutub Utara, di kawasan Arktik yang telah menjadi titik panas geopolitik dan ekonomi seiring dengan mencairnya es dan hubungan yang semakin dingin antara Rusia dan negara-negara Barat.

Kepulauan es ini diatur berdasarkan kerangka hukum yang tidak biasa yang memungkinkan entitas asing mendapatkan pijakan di wilayah tersebut.

Sebuah perjanjian yang ditandatangani pada tahun 1920 mengakui kedaulatan Norwegia atas wilayah tersebut. Tetapi perjanjian itu juga memberikan warga negara yang menandatanganinya, termasuk Rusia dan China hak yang sama untuk mengeksploitasi sumber daya mineralnya.

Rusia, misalnya, telah mempertahankan komunitas pertambangan batu bara di Svalbard, melalui perusahaan milik negara Trust Arktikugol, selama beberapa dekade.

Namun Norwegia, yang ingin melindungi kedaulatannya, tidak akan senang jika properti tersebut jatuh ke tangan asing. Sehingga proses penjualan harus berdasarkan persetujuan negara berdasarkan undang-undang keamanan nasional.

Populer

Wacana Bey Machmudin Rombak Komisaris BUMD Didukung Dewan

Minggu, 30 Juni 2024 | 13:24

Apindo: Wajar Ada Restrukturisasi TikTok-Tokopedia Pascamerger

Kamis, 04 Juli 2024 | 03:59

Pemilu Iran di Jakarta

Jumat, 28 Juni 2024 | 14:24

Rapat Pimpinan MPR RI dengan Presiden Jokowi

Jumat, 28 Juni 2024 | 16:37

Jenderal Sigit Layak Apresiasi Kapolda Sumbar

Jumat, 05 Juli 2024 | 09:00

Tokoh Pemuda Maluku Ingatkan SKK Migas Segera Tuntaskan LNG Abadi Masela dan Blok Seram

Senin, 01 Juli 2024 | 01:34

PP Muhammadiyah Tegaskan Belum Ada Keputusan Terkait Jatah IUP Tambang

Jumat, 28 Juni 2024 | 06:28

UPDATE

3 Kader Internal Disiapkan Gerindra jadi Cawabup

Minggu, 07 Juli 2024 | 07:58

KPK: Rita Widyasari Terima Gratifikasi 5 Dolar AS per Metrik Ton Batubara

Minggu, 07 Juli 2024 | 07:50

Menag: Jadikan Semangat Hijrah untuk Berkontribusi bagi Bangsa

Minggu, 07 Juli 2024 | 07:24

Data Warga di KBB Dicatut Oknum Calon Perseorangan

Minggu, 07 Juli 2024 | 06:24

Bikin Pedri Cedera, Toni Kroos: Maafkan Saya

Minggu, 07 Juli 2024 | 05:57

Pemerintah Siapkan 3 Strategi Boyong ASN ke IKN

Minggu, 07 Juli 2024 | 05:36

Ketidakseriusan Pantarlih Bisa Menyebabkan Ketidakadilan pada Pilkada 2024

Minggu, 07 Juli 2024 | 05:15

Niat Sambut Besan, Anggota DPRD Lamteng Malah Tembak Warga hingga Tewas

Minggu, 07 Juli 2024 | 04:59

Manokwari Selatan Diguncang Gempa Magnitudo 4,2

Minggu, 07 Juli 2024 | 04:38

13.055 TPS Disiapkan KPU Sumsel untuk Pilkada 2024

Minggu, 07 Juli 2024 | 04:21

Selengkapnya