Berita

Sharp/Net

Bisnis

Mundur dari Sharp, Robert Wu Langsung Dibantai Pemegang Saham

SABTU, 29 JUNI 2024 | 11:37 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Setelah menjabat selama dua tahun, presiden sekaligus CEO Sharp, Robert Wu, akhirnya resmi mengundurkan diri di tengah laporan kerugian perusahaan.

Wakil Presiden Eksekutif Masahiro Okitsu menggantikan Wu segera setelah rapat pemegang saham tahunan perusahaan.

Sharp melaporkan kerugian besar dalam dua tahun masa jabatan Wu.  


Sharp tengah berjuang melawan pesaingnya dari Cina dan Korea Selatan. Perusahaan ini membukukan rugi bersih untuk tahun fiskal hingga Maret selama dua tahun berturut-turut.

Pada Mei, perusahaan memutuskan untuk menghentikan operasi layar kristal cairnya yang bermasalah. Selama rapat pemegang saham, investor mengkritik tim manajemen senior yang dipimpin oleh Wu dengan komentar yang meremehkan.

“Anda tidak memenuhi syarat untuk menjadi pemimpin manajerial,” kata salah satu pemegang saham, seperti dikutip dari Nikkei Asia, Sabtu (29/6).

“Apakah ketidakmampuan memutuskan untuk memperkecil skala bisnis LCD berasal dari keterikatan pada kejayaan perusahaan di masa lalu?” tanya yang lain.

Para analis juga sama pedasnya terhadap tim kepemimpinan Sharp.

“Kecepatan pengambilan keputusan lambat,” kata Yu Okazaki, analis riset di Nomura Securities.

“Wu pasti memiliki sedikit pengalaman dalam bidang manajemen,” kata Yasuo Nakane, analis senior di Mizuho Securities.

Penilaian keras terhadap Wu sangat kontras dengan perubahan haluan yang dicapai oleh pendahulunya Tai Jeng-wu, yang diangkat sebagai pemimpin Sharp oleh Foxconn setelah grup teknologi Taiwan tersebut mengakuisisi perusahaan Jepang yang merugi tersebut pada tahun 2016.

Tai Jeng-wu menjabat selama empat tahun di posisi tersebut sampai dia mengundurkan diri pada tahun 2020.

Selama masa kepemimpinannya, Tai memulai kampanye pemotongan biaya yang ambisius yang juga memangkas struktur eksekutif perusahaan. Dia mengatakan dirinya tidak akan menerima kompensasi sebagai CEO sampai Sharp kembali memperoleh keuntungan.

Wu, sebaliknya, meninggalkan kesan yang sangat berbeda selama berada di Sharp.

“Wu memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai aspek teknis, dan tampaknya para karyawan tidak menghormatinya,” kata seseorang yang akrab dengan cara kerja Sharp.  

“Dia sering berada di Taiwan, dia berpartisipasi dari jarak jauh selama acara-acara penting seperti penyambutan karyawan baru, dan para pekerja merasa tidak terhubung," ujarnya.

Wu resmi mundur pada Kamis (27/6).

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya