Berita

Gedung Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan/Net

Bisnis

Ekonom Yakin Target Pajak Negara 2024 Tidak akan Tercapai

SABTU, 29 JUNI 2024 | 05:17 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Target penerimaan pajak negara pada 2024 diyakini tidak akan tercapai. Penurunan pendapatan negara per Mei 2024 ini jadi salah satu faktor penyebabnya.

Hal tersebut disampaikan Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, setelah melihat realisasi penerimaan pajak negara yang tercatat anjlok 8,4 persen pada Mei 2024.

“Target pajak 2024 pastinya tidak akan tercapai. Shortfall atau kekurangan penerimaan pajak 2024 diperkirakan bisa mencapai 15-20 persen dari tahun lalu,” ujarnya kepada RMOL, Jumat (28/6).

Dikatakan Anthony, kondisi tersebut akan memicu kontraksi fiskal, yang akan berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Akan terjadi kontraksi fiskal, dan tentu saja akan berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.

Selain itu, ada faktor lain yang membuat target tersebut sulit tercapai. Yaitu dampak dari melemahnya kurs rupiah yang beberapa minggu ini terus bertengger di atas Rp16.400 per dolar AS, serta melesatnya harga pangan.

“Pelemahan kurs rupiah dan kenaikan harga akan membuat daya beli masyarakat turun, konsumsi turun,” sambungnya.

Pemerintah sendiri menargetkan pendapatan negara sebesar Rp2.802,3 triliun pada tahun ini, dengan sumber terbesar berasal dari penerimaan pajak sebesar Rp2.309,9 triliun, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp492 triliun.

Bahkan pemerintah menargetkan penerimaan pajak 2024 naik 7,2 persen. Namun, angka tersebut diyakini sulit direalisasikan karena penerimaan pajak tercatat hanya Rp760,4 triliun atau baru 38,2 persen dari target Rp1.988,9 triliun per Mei 2024.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah mewaspadai kondisi keuangan RI dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Juni 2024.

Ia merinci pendapatan negara tercatat sebesar Rp1.123,5 triliun pada Mei 2024, atau mencapai 40,1 persen dari yang ditargetkan. Sementara total belanja negara mencapai Rp1.145,3 triliun atau mencapai 34,4 persen dari pagu yang ditentukan.

Kondisi itu telah membuat APBN mengalami defisit sebesar Rp21,8 triliun.

"Ini tentu sesuatu yang perlu untuk terus kita monitor dan waspadai," kata Sri Mulyani pada Kamis (27/6).

Populer

Pengamat: Kembalikan Citra, Hery Gunardi Pantas Dicopot Jadi Dirut BSI

Sabtu, 22 Juni 2024 | 19:46

Bermain Imbang Tanpa Gol, Laga Prancis Vs Belanda Diwarnai Kontroversi

Sabtu, 22 Juni 2024 | 04:09

Bey Machmudin akan Serius Tangani Judi Online di Jabar yang Tembus Rp3,8 T

Rabu, 26 Juni 2024 | 18:20

Bey Machmudin Ingatkan Warga Jangan Coba-coba Mengakali PPDB

Selasa, 25 Juni 2024 | 03:45

Wali Kota Semarang Gratiskan Biaya di 41 SMP Swasta

Minggu, 23 Juni 2024 | 00:46

Menwa Siap Kerahkan 5 Ribu Personel ke Gaza Bersama TNI

Rabu, 26 Juni 2024 | 01:19

DPR Khawatir Investasi TikTok Permudah Produk China Masuk RI

Kamis, 27 Juni 2024 | 00:03

UPDATE

Ekspor Pertambangan dan Pertanian Lampung Naik pada Mei 2024

Rabu, 03 Juli 2024 | 03:29

PSI Serahkan Surat Tugas ke Bayu Airlangga

Rabu, 03 Juli 2024 | 02:36

PKB Akui Cenderung Dukung Bobby Nasution pada Pilgubsu 2024

Rabu, 03 Juli 2024 | 01:55

Polda Jabar Siap Tunjukkan Bukti Penangkapan Pegi Setiawan

Rabu, 03 Juli 2024 | 01:22

Gakpo dan Malen Bawa Belanda dari Munich ke Berlin

Rabu, 03 Juli 2024 | 00:59

Soal Koalisi Gerindra-PDIP, Mirzani Djausal: Kita Lihat Saja Nanti

Rabu, 03 Juli 2024 | 00:42

Ulama Desak PPATK Ungkap Nama-nama Anggota Legislatif yang Terlibat Judi Online

Rabu, 03 Juli 2024 | 00:18

Tangis Seorang Ibu Perjuangkan Status Pernikahan di Usia Senja

Selasa, 02 Juli 2024 | 23:56

PKB Buka Peluang Dukung Sandiaga Maju Pilkada Jabar

Selasa, 02 Juli 2024 | 23:21

Muhammadiyah Teken Kerja Sama dengan BCA Syariah

Selasa, 02 Juli 2024 | 23:18

Selengkapnya