Terminal LPG Tanjung Sekong yang menjadi tulang punggung kebutuhan LPG nasional terus meningkatkan keandalan performa dan operasionalnya dengan memasang sejumlah teknologi baru untuk mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus ketahanan energi Indonesia.
Berlokasi di Cilegon, Banten, terminal yang menyediakan sekitar 40 persen kebutuhan LPG di tanah air ini dikelola oleh PT Pertamina Energy Terminal (PET), anak usaha dari PT Pertamina International Shipping (PIS), Sub Holding Integrated Marine Logistics (SH IML) Pertamina.
Terminal ini meningkatkan performanya antara lain dengan mengintegrasikan sistem teknologi canggih seperti Terminal A
utomation System, Digital Integrated Operation System (DIOS), pemanfaatan listrik tenaga surya, dan lainnya.
Peningkatan performa dan operasional terminal strategis ini dipastikan langsung oleh Direktur Perencanaan Bisnis PIS Eka Suhendra, pada rangkaian kunjungan Management Walkthrough.
“Sebagai pemain utama di sektor logistik energi di Asia Tenggara, PIS terus berdedikasi terhadap operational
excellence memastikan keandalan PET dan Terminal Tanjung Sekong dalam memenuhi kebutuhan energi Indonesia,” ujar Eka dalam keterangannya yang diterima redaksi, Kamis malam (27/6).
Dengan penerapan teknologi baru ini, sepanjang 2024, terminal Tanjung Sekong berhasil menjaga penggunaan dermaga atau
Berth Occupancy Ratio (BOR) hingga 57 persen. Hal ini mendorong efisiensi waktu kapal bersandar atau
Integrated Port Time sebesar 42,5 jam, dengan 284
ship call. Berbagai pencapaian tersebut mendorong tingkat throughput sebesar 1,28 Metric Ton atau 11 persen lebih tinggi dari target di Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP).
Eka menjelaskan berbagai investasi teknologi ini merupakan upaya menyediakan layanan yang lebih terintegrasi, mulai dari jasa
marine hingga logistik. Sehingga aktivitas bisnis lebih fokus dan bisa memberikan solusi yang maksimal untuk seluruh
supply chain.
“Penggunaan teknologi terbaru mendorong Terminal LPG Tanjung Sekong menjadi terminal LPG paling canggih di Indonesia dalam pengelolaan dan penyaluran LPG, sehingga kedepannya akan menjadi
flagship dalam memberikan layanan terbaik khususnya terminal,” bebernya.
Turut mendampingi, Direktur Utama PET Bayu Prostiyono, menjelaskan bahwa kunjungan ini menunjukkan peran penting PET dalam mendukung pertumbuhan
green business SH IML secara berkelanjutan.
“Sebagai pionir
green terminal kelas dunia, Terminal LPG Tanjung Sekong telah menetapkan protokol keselamatan yang ketat, teknologi terbaru, dan melaksanakan berbagai inisiatif ramah lingkungan sesuai standar internasional, sebagai bukti komitmen SH IML dan Pertamina terhadap pembangunan berkelanjutan dan Net Zero Emission 2060 di Indonesia,” ucap Bayu.
Berbagai inisiatif ini, jelas Bayu, berhasil membantu reduksi jejak karbon terminal sebesar 16,61 ton CO2 sepanjang tahun 2023 atau setara dengan reduksi ~97,5 tCO2e/tahun. Tak hanya itu, Terminal Tanjung Sekong dari PET adalah terminal pertama yang telah mendapatkan sertifikasi internasional
Renewable Energy Certificate (REC), dan mendapatkan penghargaan lingkungan dari Pemerintah yakni PROPER Hijau oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
PET juga tercatat melakukan berbagai inisiatif lingkungan seperti memasang solar cell atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya hingga kegiatan Konservasi Badak di Taman Nasional Ujung Kulon.
Terminal yang beroperasi sejak 2012 ini, memiliki area dengan luas mencapai 12,9 hektar dan memiliki kapasitas penyimpanan sebesar 98.000 Metric Tons (MT) atau 196.000 Cubic Meters (CBM). Pada 2020 lalu, Terminal LPG Tanjung Sekong telah di-upgrade menjadi Terminal LPG Refrigerated yang memiliki tiga dermaga dan bisa menampung kapal-kapal berukuran antara 3.500 hingga 65.000 DWT, guna memudahkan operasi impor dan ekspor LPG secara efisien.
Bayu menambahkan PET terus berkomitmen memberikan layanan
storage provider terbaik dengan pengutamaan prinsip
Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) serta
asset integrity dengan mempertimbangkan resiko bisnis yang baik dan implementasi tekologi terbaru yang ramah lingkungan.
Lebih lanjut terkait pemasangan teknologi baru, Bayu menjelaskan terminal ini mengintegrasikan sistem teknologi canggih seperti
Digital Integrated Operation System (DIOS) untuk pengendalian operasional secara
real-time, dan Terminal Automation System untuk proses kontrol di terminal secara terintegrasi.
Terminal juga menggunakan sistem untuk mengontrol percepatan
flow rate, sehingga proses bongkar-muat bisa dilakukan secara lebih cepat dan lebih efisien. Demi keamanan, terminal juga telah dilengkapi
Camera Vapor Leak Detection guna mendeteksi kebocoran gas secara dini serta
Electric Lighting Protection System untuk menangkal petir dan cuaca buruk.
Terminal LPG Tanjung Sekong menjadi satu dari enam terminal energi strategis yang dikelola oleh PIS melalui PET. PET mengelola beberapa terminal utama di seluruh Indonesia, termasuk Integrated Terminal Tanjung Uban (Kepulauan Riau), Fuel Terminal Pulau Sambu (Kepulauan Riau), Fuel Terminal Kotabaru (Kalimantan Selatan), Fuel Terminal Baubau (Sulawesi Tenggara), dan Terminal LPG Refrigerated Tuban (Jawa Timur).