Berita

bakteri Streptococcus Grup A/Net

Dunia

Jepang Hadapi Wabah Bakteri Pemakan Daging

MINGGU, 23 JUNI 2024 | 13:41 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Dalam dua tahun terakhir, Jepang menghadapi lonjakan kasus sindrom syok toksik streptokokus (STSS).

STSS adalah komplikasi bakteri Streptococcus Grup A (GAS) yang merupakan bakteri yang sama yang menyebabkan radang tenggorokan. Penyakit ini cukup mengancam jiwa dengan angka kematian yang bisa melebihi 30 persen.  

Infeksi GAS di Jepang juga dilaporkan terkait dengan komplikasi serius lainnya yakni necrotizing fasciitis, yang sering disebut bakteri pemakan daging.


Mengutip Japan Times pada Minggu (23/6), terdapat 977 kasus STSS yang dilaporkan pada 2 Juni lalu oleh Kementerian Kesehatan Jepang.

Itu merupakan jumlah infeksi terbanyak yang pernah tercatat dalam satu tahun, sudah melampaui rekor tahun lalu yaitu 941 infeksi.

Menurut seorang Profesor Penyakit Menular dan Pengobatan Pencegahan di Universitas Vanderbilt William Schaffner, penyakit ini umumnya ditularkan pada anak-anak usia sekolah dan dapat menimbulkan pembengkakan, nyeri, dan ruam, serta radang tenggorokan.

“GAS dapat dengan mudah ditularkan dari orang ke orang melalui kontak dekat, dan dapat menyebar tanpa gejala di tenggorokan, namun juga dapat menyebabkan gejala radang tenggorokan klasik seperti radang tenggorokan dan amandel vagina,” jelasnya.

Infeksi GAS pertama kali akan muncul dengan gejala seperti menggigil, demam, dan sakit kepala.

Jika Anda mengalami radang tenggorokan, ada juga tanda-tanda yang terlihat, terutama amandel dan tenggorokan yang merah dan bengkak. Bercak putih, nanah, dan bintik merah juga bisa muncul di mulut dan tenggorokan.

Dokter mengobati infeksi GAS yang umum, seperti radang tenggorokan, dengan antibiotik seperti penisilin dan amoksisilin.

Namun, jika infeksi berkembang menjadi STSS, pasien memerlukan perawatan darurat dan seringkali intensif. Infeksi STSS dapat berkembang sangat cepat. Dalam beberapa kasus, infeksi dapat berkembang dalam beberapa jam hingga menimbulkan tekanan darah rendah yang mengancam jiwa.

Infeksi strep telah berkembang menjadi STSS jika Anda melihat gejala serius lainnya seperti denyut jantung cepat (takikardia), perubahan mental atau kesulitan berpikir, nafas cepat, tidak adanya urin, pendarahan dan memar, mata menjadi kuning, serta tekanan darah rendah.

Infeksi ini diobati terutama dengan antibiotik klindamisin, namun perawatan tambahan juga diperlukan untuk mengatasi syok.

Laporan Kemenkes Jepang juga menyebut 77 orang telah meninggal karena STSS di Jepang antara bulan Januari dan Maret.

Seorang Profesor penyakit menular di Universitas Kedokteran Wanita Tokyo Ken Kikuchi, mengatakan sebagian besar kasus kematian terjadi dalam 48 jam pertama.

“Dengan tingkat infeksi saat ini, jumlah kasus di Jepang dapat mencapai 2.500 pada tahun ini, dengan tingkat kematian sebesar 30 persen," ungkapnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya