Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu/Net
Kemarahan kembali ditunjukkan Israel begitu mengetahui bahwa satu lagi negara Eropa yakni Armenia memberikan pengakuan terhadap kedaulatan Palestina.
Kementerian Luar Negeri Israel langsung memanggil duta besar Armenia untuk Tel Aviv dan menegurnya beberapa jam setelah pengakuan diumumkan.
"Menyusul pengakuan Armenia atas negara Palestina, kementerian luar negeri memanggil duta besar Armenia di Israel untuk mendapat teguran keras," bunyi pernyataan tersebut, seperti dikutip dari
CNN pada Minggu (23/6).
Pada Jumat (21/6), Kementerian Luar Negeri Armenia mengumumkan bahwa negaranya telah resmi mengakui Palestina sebagai negara.
"(Armenia) menegaskan komitmen terhadap hukum internasional, kesetaraan bangsa, kedaulatan dan hidup berdampingan secara damai, Republik Armenia mengakui Negara Palestina," tulis Kemlu Armenia di situs websitenya.
Kemlu Armenia juga menyesalkan penggunaan infrastruktur sipil sebagai tameng dan mengecam kekerasan terhadap warga sipil.
Negara di Eropa itu juga meminta Hamas melepas sandera yang ditahan selama ini sesuai hukum internasional.
Armenia juga menekankan bahwa mereka tertarik membangun stabilitas dan perdamaian jangka panjang di kawasan Timur Tengah.
Pengakuan Armenia mendapat respons positif dari pejabat senior Otoritas Palestina Hussein Al Sheikh.
"Ini adalah kemenangan atas hak, legitimasi, keadilan, dan perjuangan rakyat Palestina untuk pembebasan dan kemerdekaan. Terima kasih kawan kami, Armenia," kata dia.
Pengakuan Armenia muncul setelah Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) meminta komunitas internasional mengakui kemerdekaan Palestina, saat agresi Israel kian brutal di Jalur Gaza.
Baru-baru ini, empat negara Eropa yakni Spanyol, Irlandia, Norwegia, dan Slovenia telah lebih dulu mendeklarasikan pengakuan.