Berita

Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun/Repro

Politik

Praktik KKN Terang-terangan Jadi Awal yang Buruk Bagi Pemerintahan Prabowo

JUMAT, 21 JUNI 2024 | 21:34 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang dilakukan secara terang-terangan dalam konteks dugaan penggerakkan kepala daerah atau kepala desa dalam memilih tokoh tertentu dalam Pilkada merupakan awal yang buruk bagi pemerintahan Prabowo.

Hal itu disampaikan ahli hukum tata negara Refly Harun dalam akun Youtubenya bertajuk Terima Kasih Bapak Prabowo!!! Kades-Kades ke Hotel Merdeka Sudah Disiapkan Semuanya, dikutip Jumat malam (21/6).

Refly menemukan video adanya dugaan penggiringan sejumlah kepala desa maupun kepala daerah untuk memenangkan tokoh tertentu di Jawa Tengah, dan meminta agar diklarifikasi secara baik dan benar oleh kepala desa agar tidak menimbulkan polemik di tengah masyarakat.

"Jangan kemudian terbalik orang yang kemudian mempermasalahkan ini, yang kemudian tiba-tiba dimasalahkan ya, yang diproses. We need clarification, kita membutuhkan sebuah klarifikasi. Apakah benar ini ya? Kalau benar ya harus ada tindakan yang tegas kalau kita mau memberantas korupsi kolusi dan nepotisme,” kata Refly Harun.

"Kalau tidak benar ia sebut tidak benarnya secara genuine secara benar bukan sesuatu yang ditutup-tutupi,” sambungnya.

Menurutnya, saat ini sangat mudah untuk menutupi suatu kebohongan dengan mengorbankan orang lain. Oleh sebab itu, pihaknya meminta pemerintah serius memberantas praktik KKN dimulai dari tingkat desa agar memiliki pemerintahan yang bersih ke depan.

“Kita tidak tahu ini siapa yang pertama kali menyebarkannya, yang jelas ini dapat dari apa staff yang biasa memantau berita-berita ya, dan Kalau benar, ya sekali lagi as if ya, jika benar maka hal ini jelas sebuah pelanggaran undang-undang, dan jelas ini adalah awal yang buruk bagi pemerintahan presiden Prabowo yang katanya ingin memberantas korupsi,” tutupnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya