MENTARI merayap, condong ke barat. Sinarnya mulai meredup, tersaput mendung. Semilir angin pun bertiup pelan, menyapa dedaunan, menghadirkan kesejukan. Sementara seorang lelaki, berbadan tegap, berseragam loreng khas Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan dua melati di pundak terlihat memandang nun jauh di sana, pada sungai yang airnya terlihat tenang.
Lengkung di wajahnya samar terlihat ketika gelombang kecil dengan riak yang berkejar-kejaran mulai nampak. Dihirupnya udara pelan, kemudian dihembuskan. Ditebarkanya senyuman, menikmati keindahan nan memukau, kesederhanaan yang memikat dari Warga Desa Waeleman di Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku ini.
Di desa yang terletak di Pulau Buru, tempat tahanan politik (tapol) saat zaman orde baru inilah asa itu coba diwujudkan. Dia kembali tersenyum, kali ini terlihat yakin, kemudian berbalik arah, melangkah cepat ke kerumunan warga Desa Waeleman yang membantu pengerjaan drainase di tepian jalan desa.
Senyum-senyum tulus mereka membangkitkan semangat untuk segera menyelesaikan pekerjaan drainase di desa tersebut. “Masih semangat?” tanyanya pada warga yang berbalas kompak, “Masih Komandan!”.
Desa Waeleman yang menjadi sasaran TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 120 Kodim 1506/Namlea ini memang terletak di antara dua sungai, Waelo dan Waeapo. Dan yang sudah hampir 30 tahun warga menderita akibat banjir tahunan yang melanda desa mereka.
Keberadaan dua sungai sering menyulitkan warga selama 30 tahun belakangan ini. Banjir dari luapan sungai bisa menggenangi rumah warga hingga mencapai setinggi dada orang dewasa. Banjir tidak hanya merusak rumah-rumah warga, tapi juga mematikan ternak seperti ayam dan sapi, serta menghancurkan tanaman pertanian yang menjadi sumber penghidupan warga.
Tanaman-tanaman mati, ternak mati ayam mati sapi mati. Dan anak-anak pun tidak bisa bersekolah.
Desa Waeleman yang sehari-hari tidak berlistrik ini, lanjut pria yang juga menjabat Dandim 1506/Namlea ini merupakan perkampungan/terpencil, dengan struktur tanah yang rendah sehingga rawan banjir. Kisah pilu itu pulalah yang menjadi alasan terpilihnya Desa Waelaman menjadi sasaran TMMD ke 120 ini.
Keberadaan 150 personel Satgas TMMD inilah yang nantinya sekuat berusaha mengatasi banjir dengan pembuatan talud serta gorong gorong dan drainase. Untuk talud sepanjang 353 meter dibangun di dua titik, yakni di Desa Waeleman, Kecamatan Waelata dan Desa Waenetat, Kecamatan Waeapo. Khusus drainase dan gorong-gorong sepanjang 270 meter hanya di Desa Waeleman.
Selain Waeleman juga di Waenetat. Banyak lokasi persawahan dan perkebunan yang luasnya ratusan hektar kita jumpai di sana. Dan kondisinya sama, rawan banjir.
Untuk itulah, satu-satunya jalan mengatasinya hanya dengan melakukan pembangunan drainase dan gorong-gorong, selain talud untuk menahan banjir. Sayangnya pelaksanaan pembangunan tidak selamanya mulus, banyak kendala yang kita hadapi, seperti cuaca yang tidak bersahabat. Bayangkan hujan deras turun di saat siang hingga sore sehingga mengganggu pengerjaan sasaran fisik.
Sehingga sela Dan SSK Letda Inf Rizal Taher, tidak ada cara lain selain berusaha menutupi dengan terpal. Belum lagi saat air menggenang maka harus dipompa. “Sehingga anggota satgas pun harus lembur untuk menyelesaikannya,” ujarnya.
Beruntung, tambah Dansatgas, warga sekitar lokasi sasaran banyak membantu, sehingga personel Satgas yang bertugas pun terasa ringan dalam pengerjaan. Apalagi TMMD ke 120 yang dimulai pada 8 Mei dan berakhir pada 7 Juni 2024 tidak hanya sasaran fisik saja tetapi juga dan non fisik, sehingga membutuhkan kerja bersama
Sasaran Fisik dan Non Fisik
Seperti diketahui selain sasaran fisik berupa pembuatan talud dan drainase atau gorong-gorong di dua desa sekaligus yakni, Desa Waelaman dan Waenetat, juga ada sasaran non fisik, di antaranya sosialisasi wawasan kebangsaan (Wasbang) dan bela negara.
Pada sosialisasi ini kita berupaya melakukan pembinaan, mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi paham berbahaya yang akan melunturkan rasa cinta kita pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kemudian, juga ada sosialisasi ideologi Pancasila, yang akan membentengi warga agar tidak terpengaruh dengan kelompok ataupun ideologi tertentu dan tetap menjaga Pancasila dengan bersama-sama memupuk persatuan dan kesatuan dan berharap mampu membangkitkan semangat patriotisme dan cinta tanah air, dan mempertahankan kedaulatan NKRI di tengah perkembangan zaman dengan teknologi yang semakin canggih.
Sosialisasi bahaya narkoba, yang bertujuan untuk melakukan pencegahan dan antisipasi dini dari penyalahgunaan obat-obat terlarang atau narkoba pada generasi muda. Disusul sosialisasi pertanian, yang akan meningkatkan produktivitas petani sekaligus untuk menjaga ketahanan pangan.
Kemudian ada sosialisasi KB Kes dan stunting, yang akan memberi pemahaman tentang stunting dan mendorong masyarakat untuk memperhatikan gizi anak dan tumbuh kembang anak karena anak adalah generasi masa depan bangsa.
Disusul sosialisasi Kamtibmas, adalah upaya pembinaan, mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat. Dan, sosialisasi kerukunan antar umat beragama, tujuannya meningkatkan toleransi dengan memahami perbedaan agama dan budaya demi kesatuan dan persatuan.
Selain dua program di atas, dalam TMMD ke 120 kali ini ada program tambahan Kasad, yakni pembuatan sumur bor dan bak penampungan air.
Dua Segi Kemanfaatan TMMDDari kedua sasaran di atas, ada dua manfaat program TMMD ke 120 Kodim 1506/ Namlea, yakni dari segi kesejahteraan masyarakat dan segi pertahanan darat. Dari segi kesejahteraan masyarakat, TMMD ke 120 akan mampu meningkatkan sarana fasilitas umum di daerah sasaran, mengatasi banjir dan mencegah penyakit, serta memperlancar aktivitas sosial.
Sedangkan dari segi pertahanan darat yakni, meningkatkan semangat bela negara, pemahaman wawasan kebangsaan dan ideologi Pancasila. Juga meningkatkan sumber daya nasional yang mendukung pertahanan negara, terciptanya kondisi sosial masyarakat yang tangguh, dan memantapkan kemanunggalan TNI-Rakyat. Karena semua sasaran itu melibatkan warga.
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat DesaKerja keras Satgas TMMD ini pun mendapat apresiasi Darem 151/ Binaiya, Brigjen TNI Antoninho Rangel Dasilva, SIP, MHan. Sinergi antara TNI dengan masyarakat ini demi pemberdayaan ekonomi masyarakat terutama masyarakat yang berada di wilayah 3T (tertinggal, terisolasi, dan terluar). Sehingga masyarakat merasa menikmati pembangunan yang berkeadilan.
Hal itu diamini, Penjabat (Pj) Bupati Buru Syarif Hidayat, SE, MSi. Bupati menyambut baik dan mengapresiasi program TMMD ke 120 sebagai bentuk sinergiitas dan kolaborasi yang kuat antara TNI dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buru dalam pembangunan di wilayahnya.
Program TMMD ke 120 ini juga mampu memperkuat semangat gotong royong masyarakat serta membangun semangat dan rasa percaya diri pada masyarakat.
Pj Bupati lantas menyebut, TMMD merupakan salah satu wujud Operasi Bakti TNI yang dilaksanakan terintegrasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat untuk mendorong percepatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
Kegiatan tersebut merupakan keterpaduan antara TNI bersama pemerintah daerah sebagai upaya percepatan dan terobosan pembangunan di daerah pedesaan sebagai langkah peningkatan infrastruktur dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dan kesemua itu menurut Pangdam XV/Pattimura, Mayjen TNI Syafrial, SPC, M Tr (Han) sebagai bentuk komitmen TNI AD memberikan manfaat bagi masyarakat, TMMD merupakan bentuk kebersamaan maupun gotong royong antara TNI dan masyarakat yang dapat membangkitkan serta mendorong percepatan program pemerintah dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan.
Selain untuk melaksanakan pemerataan pembangunan di tingkat wilayah, kegiatan TMMD bertujuan untuk memberdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, meningkatkan wawasan kebangsaan, cinta tanah air serta kesadaran masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kegiatan tersebut merupakan keterpaduan antara TNI bersama pemerintah daerah sebagai upaya percepatan dan terobosan pembangunan di daerah pedesaan sebagai langkah peningkatan infrastruktur dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Permintaan itu langsung dijawab oleh Kepada Desa Waeleman, Jaka Permana yang berjanji akan selalu menjaga apa yang telah dibangun dalam program TMMD ke 120 ini. “Kami berjanji akan selalu menjaganya, demi masa depan yang lebih baik untuk masyarakat,” tegasnya.
Jaka Permana tak lupa mengucapkan rasa syukur dan terima kasih pada personel Satgas yang terlibat dalam TMMD ke 120 ini. Karena keberadaanya mampu menyingkirkan beban yang dihadapi warganya. Masalah banjir ini puluhan tahun tidak terpecahkan. Dan saat ini apa yang menjadi keinginan warga terwujud. Tentu hal ini disambut gembira oleh warga yang akan merasakan bebas mencari nafkah tanpa dihantui dengan masalah banjir. Terima kasih Pak TNI.
Kebahagian serupa dirasakan Amran, warga Desa Waeleman ini. Berkat TMMD berbagai fasilitas terbangun. Alhamdulillah drainase dan talud kokoh, semoga mampu membendung banjir.
Dan keduanya kembali berjanji akan menjaga apa yang sudah dibangun demi kesejahteraan bersama.
Kegembiraan keduanya merupakan kegembiraan seluruh warga yang bisa menatap masa depan lebih baik. Karena ketika jalanan desa telah terpasang talud hingga gorong-gorong dan drainase maka asa warga selama puluhan tahun itupun kini nyata.
Keduanya pun tersenyum. Sementara mentari sore terus merambat meninggalkan siang, sebentar lagi tenggelam, berganti malam. Dan gelap malam ini tak akan mampu mengubur harapan, karena esok akan ada harapan yang lebih baik, bersama datangnya awal baru.
*Penulis adalah Dansatgas Kodim 1506/Namlea