Ketua Komisi VII DPR, Sugeng Suparwoto/Ist
Perekonomian Indonesia terancam kolaps, imbas bengkaknya subsidi energi di tengah kenaikan harga minyak dunia dan perkasanya Dolar Amerika Serikat.
Di sisi lain, menurut Ketua Komisi VII DPR, Sugeng Suparwoto, upaya transisi energi yang digaungkan pemerintah hingga kini jalan di tempat.
"Diperkirakan kita akan kolaps, mohon maaf, kalau sampai crude (minyak mentah) mendekati 95 Dolar AS. Apalagi kalau Dolar AS tembus, katakanlah Rp17 ribu, hingga membuat angka subsidi meledak sebagaimana 2022 lalu," papar Sugeng, lewat keterangan resmi, di Jakarta, Minggu (2/6).
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS saat ini sudah tembus Rp16.200, di atas asumsi makro sejumlah ekonom yakni sebesar Rp15.500, bahkan jauh di atas asumsi makro APBN 2024 yang dipatok Rp15.000 per Dolar.
Membengkaknya subsidi energi tak bisa membuat pemerintah serta merta mengambil jalan pintas dengan kebijakan non populis, seperti menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Jika menaikkan harga BBM, konsekuensinya terjadi kenaikan inflasi. Selanjutnya berkonsekuensi dengan naiknya angka kemiskinan," jelasnya.
Legislator Partai Nasdem ini menyarankan pemerintahan mendatang mau dan menegaskan komitmen terhadap kebijakan transisi energi dan memperluas bauran energi baru terbarukan (EBT).
"Tampaknya ini (transisi energi) menjadi keharusan, kita harus masuk ke EBT. Karena fosil minyak sudah defisit, kita sudah net importer sekarang," tukas Sugeng.