Peta latihan militer China disekitar Taiwan/Net
Latihan perang yang digelar Komando Teater Timur Tentara Pembebasan China (PLA) di sekitar Taiwan pekan lalu, tidak bisa diterima sama sekali.
Melalui pernyataan Taipei Economic and Trade Office (TETO) Indonesia pada Minggu (27/5), pemerintah Taiwan menyampaikan kecaman resmi terhadap kegiatan agresif tersebut.
"Pemerintah Taiwan menyoroti sifat hegemonik China, dan mengecam keras tindakan tersebut," bunyi pernyataan tersebut.
Taiwan meminta China berhenti melakukan tindakan serupa, karena akan merusak perdamaian dan stabilitas regional.
"Provokasi dan tindakan tidak rasional ini merusak perdamaian dan stabilitas regional, serta tidak membantu perdamaian dan stabilitas kawasan Indo Pasifik," tegasnya.
Untuk itu, TETO menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat di Indonesia untuk mendukung pemeliharaan status quo secara damai di Selat Taiwan dan mendesak China agar menahan diri.
"TETO di Indonesia menghimbau seluruh lapisan masyarakat di Indonesia untuk bersama-sama menuntut agar China segera menghentikan perilaku tidak masuk akal dan arogan serta tindakan militer yang provokatif tersebut guna memulihkan perdamaian," kata TETO.
Taiwan dan Indonesia memiliki kerja sama dan pertukaran yang erat.
Saat ini, terdapat sekitar 400.000 warga negara Indonesia yang tinggal, belajar, dan bekerja di Taiwan.
Perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan terkait dengan kepentingan ekonomi dan perdagangan utama Indonesia serta perlindungan orang Tionghoa di perantauan.
Aktivitas militer China terus mengganggu perdamaian dan stabilitas kawasan, selain merusak perdamaian di kawasan Selat Taiwan, juga membahayakan keselamatan WNI di Taiwan.