Berita

Anwar Hudijono/Ist

Publika

Nasihat Kematian dari Musibah Presiden Ebrahim Raisi

OLEH: ANWAR HUDIJONO*
RABU, 22 MEI 2024 | 16:23 WIB

KARENA hendak dinaiki seorang presiden, bisa dipastikan helikopter disiapkan sebaik-baiknya. Pilot dan awaknya dites dan dikarantina. Badan meteorologi dan geofisika siaga tingkat tinggi memantau cuaca. Semua disiapkan seoptimal mungkin demi keselamatan presiden.

Kalau helikopter yang membawa Presiden Iran, Ebrahim Raisi, akhirnya jatuh, hingga mengakibatkan Raisi dan penumpang lainnya, termasuk Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian, gugur, menunjukkan bahwa takdir Allah lebih kuat dari ikhtiar manusia.

Allah menetapkan takdir menggunakan ilmu. Sementara ilmu Allah itu tanpa batas. Itulah sebabnya manusia seringkali tidak bisa memahami takdir-Nya, karena ilmu manusia sangat terbatas. Ibaratnya, ilmu manusia itu setetes air di lautan, jika dibanding ilmu Allah.


Sebelum wafat, sebenarnya Raisi –sebagaimana umat manusia lainnya– sudah dikuntit 99 penyebab kematian. Jika lolos satu sebab, sebab lain sudah membayangi. Kali ini Raisi tidak bisa lolos dari sebab berupa musibah kecelakaan helikopter. Itulah takdirnya. Yang meliputi kapan, tempat dan sebab kematian. Jika sudah takdir, tidak bisa ditunda maupun dimajukan.

“Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun". (Quran, surah Al Araf 34).

Kalau saja bisa minta ditunda, pasti rakyat Iran minta ditunda, karena dia disiapkan menggantikan posisi Pemimpin Tertinggi Iran, Sayid Ali Khamenei. Penyiapan itu dengan pertimbangan usia Raisi jauh lebih muda dari Khamenei. Asumsinya, yang tua meninggal lebih dulu.

Padahal usia itu tidak bisa dipakai pedoman untuk melihat kematian. Termasuk jika pembaca tulisan ini lebih muda dari saya, bisa saja lebih dulu meninggal dari saya. Yang usianya di atas saya bisa jadi memang duluan, sedang saya belakangan. Monggo, sebagai yang lebih muda, saya ngalah saja.

Yang menjadi perbincangan adalah tentang kondisi jasad Raisi. Yang perlu dimafhumi, bagaimanapun penyebab kematian, entah terbakar, kecelakaan atau di tempat tidur, dan apapun kondisi jasad, sebenarnya proses kematian itu hanya ada dua.

Pertama, jika yang mati orang baik, akan disambut malaikat dengan memakai baju putih. Wajah mereka ceria berseri-seri. Mereka membawa wewangian dan kain kafan dari surga. Malakul maut saat mencabut nyawa melakukannya dengan penuh kasih sayang dan bijaksana.

Kedua, jika yang mati orang jahat akan disambut malaikat yang kasar, wajahnya sangar, membawa kain kafan buruk dari neraka. Malakul maut mencabut nyawanya dengan kasar dan sadis, sambil memukul dada yang mati. Bau yang mati sangat anyir dan memuakkan. Sehingga tatkala dibawa ke langit tidak ada yang mau membukakan pintu.

Setiap peristiwa kematian adalah nasihat bagi yang masih hidup. Bahwa setiap manusia pasti mati alias kita ini sebenarnya calon jenazah. Cuma tidak tahu kapan, di mana, dan bagaimana caranya mati.

“Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal. (Quran, surah Lukman 34).

Dan yang lebih utama adalah mawas diri. Seberapa bekal yang kita miliki untuk perjalanan hidup setelah  mati?

*Wartawan senior, tinggal di Sidoarjo.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya