Berita

Webinar bertajuk "Membangun Semangat Digital Entrepreneurship Sebagai Sarana Menopang Ekonomi Indonesia" yang diselenggarakan Ditjen Aptika Kemkominfo RI, Minggu (19/5)/Repro

Bisnis

Bangun Digital Entrepreneurship Butuh Pengetahuan, Strategi, dan Konsistensi

MINGGU, 19 MEI 2024 | 23:07 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Teknologi digital telah membuka banyak peluang baru untuk memberi penghasilan yang cukup menggiurkan bagi masyarakat.

Tentu saja untuk mencapai semua itu, dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan memadai yang diiringi komitmen dan konsistensi yang kuat dari para pelaku usaha digital atau digital entrepreneur.

Menurut Anggota Komisi I DPR RI, Taufiq R Abdullah, Indonesia diprediksi oleh Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi Negara-negara Maju (OECD), akan punya PDB pada 2045 mencapai 8,89 triliun dolar AS dan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-4 di dunia.

Hal ini tak lepas dari bonus demografi yang dimiliki Indonesia. Di mana pada 2035 komposisi masyarakat adalah 70 persen generasi produktif (15-64 tahun) dan 30 persen usia tidak produktif (di atas 65 tahun).

"Jadi kalau usia Anda sudah 50 tahun itu belum tua," sebut Taufiq saat menjadi narasumber Webinar series Ngobrol Bareng Legislator bertajuk "Membangun Semangat Digital Entrepreneurship Sebagai Sarana Menopang Ekonomi Indonesia" yang diselenggarakan Ditjen Aptika Kemkominfo RI, Minggu (19/5).

Akan tetapi, lanjut Pembina Lembaga Amil Zakat "Ruang Amal Indonesia" ini, bonus demografi bisa menjadi berkah tapi juga bisa menjadi musibah.

Menjadi berkah kalau pemerintah mampu memberdayakan sumber daya manusia, melakukan investasi besar di bidang pendidikan, serta membangun dan mengembangkan industri rumahan. Hal tersebut telah sukses dilakukan China saat mendapatkan bonus demografi.

Tetapi Afrika Selatan gagal memanfaatkan momentum bonus demografi karena pemerintahnya tidak bisa menyiapkan SDM untuk mengisi lapangan pekerjaan.

Nah, ditambahkan Taufiq, untuk menuju Indonesia Emas 2045, mau tidak mau masyarakat harus melek digital. Memahami dan memanfaatkan teknologi digital.

Terlebih, menurut data Bappenas 2023, teknologi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7 hingga 7,1 persen.

"Saya berharap guru-guru bisa lebih kreatif secara individual maupun kolektif (untuk memulai berwirausaha di bidang digital)," pinta Anggota Dewan Syuro DPP PKB 2019-2024 ini.

Sementara itu, Pakar Komunikasi, Yuliandre Darwis, menyebut Gen Z yang merupakan pengguna aktif internet paling banyak akan punya peran dalam mendorong terciptanya bisnis digital di Indonesia.

Di mana menurut data We Are Social, per Januari 2024 ada 185 juta pengguna internet di Indonesia. Jumlah ini terus meningkat dalam satu dekade terakhir, terutama di kalangan Gen Z.

"Saat ini profesi yang menjadi impian anak muda tak jauh dari pengaruh internet, 64 persen Gen Z tertarik menjadi pengusaha, seperti pengusaha kuliner. Misalkan koki yang punya usaha di bidang kuliner," ucap Penasihat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bidang Kawasan Ekonomi Khusus sejak 2022 ini.

"Bagi Gen Z, kewirausahaan atau entrepreneur menawarkan hal-hal yang lebih besar dan lebih nampak harapan yang jelas daripada menjadi seorang pegawai," sambungnya.

Untuk itu, Yuliandre mengingatkan agar media sosial tak lagi hanya untuk bersosial, namun harus dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan atau berwirausaha.

"Media sosial tak hanya menjadi tempat scrolling tapi benar-benar (harus) bermanfaat bagi kehidupan kita sebagai nilai bisnis dan kebermanfaatan untuk masyarakat. Inilah yang paling utama dari sebuah desain dalam konteks digital entrepreneur," tutur alumnus S3 Mass Communication, UiTM Malaysia 2010 tersebut.

Di sisi lain, Yuliandre juga mewanti-wanti bahwa menjadi kreatif dan inovatif di media sosial dapat dilakukan dengan membuat konten yang aman dan tidak menyinggung orang lain.

"Apa yang harus kita sadari dalam membangun digital entrepreneurship ini sebagai sarana penopang (ekonomi)? Manfaatkanlah teknologi ini tepat penggunaannya, dan tepat kebermanfaatannya," jelasnya.

Soal pemanfaatan teknologi untuk masuk dalam digital entrepreneurship juga menjadi sorotan Dosen Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Sarno.

"Inti dari digital entrepreneurship adalah kreativitas dalam memanfaatkan teknologi digital untuk memenuhi kebutuhan pasar," ujar Sarno.

Namun demikian, kata Sarno, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi dalam membangun digital entrepreneurship.

"Pertama, akses terhadap teknologi dan infrastruktur digital yang diperlukan untuk memulai dan mengembangkan bisnis online," papar Konsultan Pendamping UMKM Sertifikat Kompetensi BNSP Jakarta ini.

Kedua, pengetahuan dan skill digital terbatas. Di mana banyak calon digital entrepreneur yang mungkin tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan digital yang cukup untuk memulai bisnis online.

"Tantangan berikutnya adalah persaingan. Karena di era sekarang semua sudah serbaonline, serbadigital, pasti akan ada banyak persaingan. Menemukan celah pasar yang unik dan membedakan bisnis Anda dari pesaing bisa menjadi tantangan tersendiri," tutur Tenaga Pendamping UMKM Kabupaten Banjarnegara sejak 2014 ini.

Tantangan keempat terkait pembiayaan dan modal. Di mana memulai dan mengembangkan bisnis digital butuh investasi awal yang cukup besar, terutama untuk pengembangan produk dan pemasaran.

"Soal keamanan dan privasi data juga menjadi perhatian utama dalam bisnis digital terutama dengan meningkatnya serangan siber dan regulasi privasi yang semakin ketat. Memastikan keamanan data pelanggan dan kepatuhan terhadap regulasi menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh digital entrepreneurs," bebernya.

Untuk itu, Sarno pun menyiapkan sejumlah strategi inovatif untuk mengatasi semua tantangan di atas. Di antaranya membangun infrastruktur teknologi yang baik, ditambah pelatihan dan pendidikan yang mampu meningkatkan pengetahuan keterampilan digital.

Ditambah dengan kolaborasi, networking dengan siapapun terutama yang lebih berpengalaman.

Dalam pandangan Sarno, untuk menghadapi persaingan ketat harus berani melakukan diferensiasi produk dan layanan. Fokus pada pengalaman pelanggan.

"Memberikan pengalaman pelanggan yang luar bisa dapat membantu membangun loyalitas dan membedakan bisnis Anda dari pesaing," terangnya.

Lebih lanjut Sarno pun menyampaikan beberapa langkah praktis untuk memulai karier sebagai digital entrepreneur. Dimulai dengan melakukan riset dan identifikasi peluang.

"Pilih niche atau fokus yang jelas dengan menentukan bidang atau industri yang ingin dimasuki. Fokus pada segmen pasar tertentu untuk membedakan diri dari pesaing. Gunakan hasil riset pasar untuk mengembangkan ide bisnis yang unik dan menarik, pastikan dapat mengatasi masalah konkret atau memenuhi kebutuhan pasar," bebernya.

Lalu buat rencana bisnis komprehensif, bangun prakarsa digital, kembangkan produk atau layanan, promosikan produk melalui media sosial maupun marketplace, dan lakukan evaluasi untuk meningkatkan kinerja bisnis.

"Bagi Anda yang sudah memanfaatkan media sosial (untuk bisnis), kuncinya adalah fokus dan konsisten. Jangan dilakukan secara setengah-setengah," ucap Sarno memberi nasihat.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tekuk Fiorentina 2-1, Napoli Tak Biarkan Inter Tenang

Senin, 10 Maret 2025 | 01:21

Polda Jateng Tegas Larang Petasan Sepanjang Ramadan

Senin, 10 Maret 2025 | 00:59

Kluivert Tiba di Jakarta Ditemani Mantan Pemain Man United

Senin, 10 Maret 2025 | 00:41

Cegah Bencana Seperti di Jabotabek, Menteri ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang di Jatim

Senin, 10 Maret 2025 | 00:25

Asiang Versus JACCS MPM Finance, Peneliti IPD-LP Yakin Hakim MA Lebih Adil

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:58

Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Candulan, Okta Kumala Dewi Berharap Ada Solusi Jangka Panjang

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:41

PSU Empat Lawang Diikuti Dua Paslon, Pencoblosan pada 19 April 2025

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:20

Update Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Wafat, 4 Orang Hilang

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:44

Menanti Keberanian Kejagung Bongkar Biang Kerok Korupsi Migas

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:30

PTPN IV PalmCo Siapkan 23 Bus untuk Mudik di Sumatera dan Kalimantan

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:18

Selengkapnya